Ajang Bagasak Fight Competition,Fighter Muda Meninggal Dunia Usai Bertanding

Petandingan Ajang Bagasak Fight Competition Kubu Raya

Petandingan Ajang Bagasak Fight Competition Kubu Raya

Inspirasikalbar, Kubu Raya — Perhelatan Bagasak Fight Competition yang berlangsung pada 16–18 Mei 2025 di Octo Sport & Lifestyle, Jalan Arteri Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menyisakan duka mendalam.

Muhamad Rizal, seorang fighter muda yang turut bertanding dalam ajang tersebut, meninggal dunia setelah di rawat selama hampir sepekan di rumah sakit usai berlaga.

Rizal sempat mendapatkan perawatan intensif sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Sabtu pagi, pukul 06.15 WIB.

Menurut keterangan sang ayah, Matsuri (49), kondisi anaknya sempat membaik meski tidak pernah benar-benar sadar penuh pascapertandingan.

“Sempat membaik sebentar, tapi kemudian drop lagi. Kata dokter, karena kecapekan dan ada penyumbatan darah,” ujar Matsuri dalam wawancara.

Rizal di ketahui merupakan pribadi yang tekun dan pekerja keras. Ia tetap bekerja hingga sore meskipun harus bertanding pada malam harinya.

Matsuri juga menjelaskan bahwa Rizal telah meminta izin kepada orang tua untuk mengikuti kompetisi tersebut, dengan harapan bisa meniti jalur prestasi melalui olahraga beladiri.

Foto Wahyudi(Panitia),Tengah ayah Muhammad Rizal(Matsuni) dan Didit(panitia Begasak

Kronologi Insiden

Menurut pernyataan dari pihak panitia, Rizal  sempat menyelesaikan pertandingan dan masih sempat berbincang-bincang setelahnya. Namun beberapa menit kemudian, saat keluar arena untuk melepas pelindung kelamin, ia tiba-tiba tumbang tanpa pengawasan.

Tim medis langsung memberikan pertolongan pertama dan membawanya ke RS Medika Jaya dalam waktu kurang dari lima menit.

Didit Pahriza, perwakilan panitia, menyatakan bahwa selama masa perawatan, pihak penyelenggara terus mendampingi Rizal hingga hari terakhir.

“Kami selalu hadir tiap hari. Dari awal penanganan, kita usahakan cepat. Bahkan saya sendiri yang menandatangani persetujuan tindakan medis di rumah sakit,” ungkap Didit.

Panitia mengklaim telah menyiapkan standar keselamatan, termasuk pelindung kepala dan surat pernyataan dari orang tua peserta. Namun, insiden ini tetap terjadi dan menimbulkan banyak pertanyaan dari publik terkait prosedur keselamatan dan legalitas kompetisi Bagasak.

Sorotan Publik dan Tanggapan Penyelenggara

Menanggapi hal ini, Wahyudi, panitia, menegaskan bahwa acara di selenggarakan secara mandiri oleh komunitas dengan dana dari pendaftaran peserta. “Kami bukan mencari keuntungan pribadi. Kami hanya ingin memberi wadah bagi anak-anak muda pecinta beladiri seperti silat, boxing, dan muay thai,” ujarnya.

Wahyudi juga menyayangkan munculnya narasi negatif terhadap event mereka. Ia menegaskan bahwa kejadian ini adalah murni insiden yang tidak di harapkan siapa pun. “Kami belajar dari kejadian ini. Semoga ke depan tidak ada lagi insiden serupa,” tambahnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *