Harapan Lia Wandira Untuk Lauk Rugun, Adanya Fasilitas Pendidikan Layak

InspirasiKalbar, Kapuas Hulu- Matanya bercahaya memancarkan harapan. Mimpinya besar sebesar harapan untuk membangun kampung halaman tempatnya lahir dan dibesarkan. Namanya Paskalia Wandira lebih familiar dipanggil Lia Wandira, seorang gadis berusia 20 tahun yang lahir di sebuah dusun bernama Lauk Rugun, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Walau tinggal di Lauk Rugun yang jauh dari kota, bahkan sinyal pun belum ada, Lia Wandira tetap melek teknologi. Perkembangan teknologi inilah yang mendukung Lia Wandira bisa mengeksplore hobi sekaligus memperkenalkan daerahnya ke dunia. Setiap kali hendak mengupload konten yang dibuat, Lia Wandira harus mencari tempat yang ada sinyal. Lia Wandira memiliki mimpi besar, ingin melihat Lauk Rugun yang penuh potensi berkembang seperti daerah lain.
Sekolah Dasar Lauk Rugun
Bagaimana Lia Wandira menyuarakan keinginannya? Lia Wandira membuat konten yang di publish di akun media sosial. Kontennya tentang kehidupan masyarakat Dayak Iban Lauk Rugun. Kini banyak orang mengenal Lia Wandira sebagai seorang konten kreator dari Lauk Rugun, Kapuas Hulu.
Siapa sangka gadis yang tinggal jauh di pelosok negeri itu, tetap bisa eksis menyuarakan harapan melalui konten menarik tentang kampungnya yang eksotik, tertinggal tapi memiliki potensi besar. Walau terkendala sinyal, Lia Wandira tetap berusaha mempublish konten yang dibuatnya.
Saat ini, Lia Wandira tengah prihatin melihat citra pendidikan di tempat tinggalnya. Sekolah satu-satunya di Kampung Lauk Rugun adalah SDN 07 Lauk Rugun. Sekolah itu terbengkalai dalam sunyi, tanpa murid terlebih guru. Muridnya dari kelas 1 hingga kelas 5, hanya 5 orang. Gurunya 3 orang, 2 orang guru pegawai negeri dan seorang guru honor. Sekolah itu hanya menyediakan 3 ruang kelas untuk kelas 1-5 SD. Murid yang masuk jenjang kelas 6 harus pindah ke kota kecamatan atau kabupaten.
https://inspirasikalbar.com/presiden-prabowo-sampaikan-keterangan-pers-di-istana-merdeka/
Lia Wandira bercerita baru-baru ini tentang kesedihan dan mimpinya untuk Lauk Rugun. Ia sungguh sedih melihat adik-adik di kampungnya tidak sekolah karena guru jarang datang.
“Guru yang mengajar di SDN 07 Lauk Rugun biasanya pulang pergi dari Putusibau. Mereka tidak tinggal di kampung sehingga jarang datang mengajar, “ kata Lia Wandira.

Harapan Lia Wandira
Menurut Lia Wandira pendidikan sangat penting bagi keberlangsungan hidup seseorang. Ia berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk Lauk Rugun, terutama bidang pendidikan. Terkait dengan pendidikan, Lia Wandira ngin membangun sekolah adat/pendidikan adat.
“ Saya berharap adik-adik yang ada di Lauk Rugun bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak lain di luar sana. Mereka juga berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” tandas Lia Wandira.
Ia sangat berharap pemerintah daerah memperhatikan fasilitas sekolah dan guru sehingga murid-murid di sekolah bisa belajar dengan nyaman. Selain harapan tentang keberadaan sekolah formal dan fasilitas penunjangnya, ada satu lagi impian Lia Wandira mendirikan sekolah adat.
“Dengan mendirikan sekolah adat anak-anak bisa belajar tentang adat dan budaya leluhur. Pendidikan adat ini penting untuk menjaga dan melestarikan budaya yang diwariskan leluhur,” ungkap Lia Wandira.
Impian Lia Wandira adalah sebuah harapan yang terus tumbuh kian subur. Untuk mewujudkan impian itu, Lia Wandira menyisihkan hasil kerjanya sebagai konten kreator. Setelah terkumpul ia membeli peralatan sekolah untuk anak-anak Lauk Rugun . Terkadang Lia mengajar anak-anak belajar di alam. Mengajak mereka memotret, menenun, dan kegiatan lain yang membuat anak-anak senang. (Jga)
