Trump dan Xi Jinping Akhirnya Bertatap Muka di Busan

Trump dan Xi Jinping Bertatap Muka di Busan
Inspirasikalbar, BUSAN – Setelah enam tahun tanpa pertemuan langsung, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhirnya bertatap muka di Pangkalan Udara Gimhae, Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025).
Pertemuan yang berlangsung selama 1 jam 40 menit ini menjadi momentum penting dalam upaya meredakan ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia yang selama beberapa tahun terakhir terlibat perang dagang berkepanjangan.
Pertemuan itu berlangsung di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025. Keduanya terlihat berjabat tangan hangat sebelum memulai pembicaraan tertutup yang di hadiri oleh sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara. Dari pihak AS hadir Menlu Marco Rubio, Menkeu Scott Bessent, dan Mendag Howard Lutnick, sedangkan Xi di dampingi Menlu Wang Yi, Mendag Wang Wentao, dan Wakil PM He Lifeng.
Trump menyebut pembicaraan tersebut sebagai “pertemuan luar biasa” dan menggambarkannya sebagai “kesuksesan besar”. “Banyak hal kami bawa ke tahap finalisasi,” ujarnya kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One sebelum bertolak kembali ke Washington.
Ia menambahkan, beberapa kesepakatan telah di capai, termasuk pengurangan tarif atas fentanyl dan kesepakatan satu tahun terkait pasokan logam tanah jarang (rare earth).
China dan Amerika Serikat memikul tanggung jawab global
Di lansir Reuters dan Al Jazeera, Xi menyampaikan bahwa China dan Amerika Serikat harus menjadi “mitra dan sahabat” meski memiliki perbedaan pandangan. Xi menekankan pentingnya kerja sama kedua negara dalam memikul tanggung jawab global. “China dan AS dapat bersama-sama bekerja demi kebaikan dunia,” ujarnya.
Salah satu hasil konkret dari pertemuan ini adalah penundaan pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Beijing—bahan penting bagi industri elektronik dan kendaraan listrik dunia.
Sebagai imbalannya, AS akan memangkas sebagian tarif atas impor barang-barang China yang terkait dengan perdagangan fentanyl. Selain itu, Xi berjanji akan memperketat pengawasan terhadap aliran zat berbahaya tersebut.
Trump juga mengungkap bahwa China akan kembali membeli kedelai dan produk pertanian AS dalam jumlah besar, setelah sempat di hentikan sebagai dampak perang dagang. Meski belum ada rincian tertulis, pasar global merespons positif kabar tersebut. Indeks saham Asia menguat tipis pada perdagangan Jumat pagi waktu setempat.
Namun, para analis menilai hasil ini baru sebatas “gencatan senjata” sementara. Isu besar seperti kontrol ekspor chip, keamanan siber, dan posisi Taiwan belum di bahas mendalam. “Pertemuan ini membuka pintu, tapi belum menyelesaikan masalah mendasar,” tulis analis dari Al Jazeera.
Trump dijadwalkan berkunjung ke China pada April 2026 untuk melanjutkan dialog. Sementara Xi menyebut pertemuan di Busan sebagai “awal dari babak baru hubungan China–AS.” Meski singkat, momen ini menandai titik balik penting dalam di plomasi global yang selama ini di rundung ketegangan ekonomi dan geopolitik.

 
  
  
  
 