Festival Pencak Silat, Tanjungpura dan Pelestrarian Budaya

InspirasiKalbar, Ketapang– Suara petasan menggema memecah malam. Warna-warni cahaya memancar menerangi langit malam, menandai pembukaan festival Pencak Silat Tradisional yang dilaksanakan di Desa Tanjungpura, Kecamatan Muara Pawan, Minggu (10/08/2025).
Masyarakat Desa Tanjungpura sangat antusias menyambut kedatangan bupati sekaligus Ketua Umum Ikatan Pencak Silat (IPSI) Kalimantan Barat, Alexander Wilyo yang bergelar Pendekar Wira Utama dengan prosesi adat penyambutan tamu.
https://inspirasikalbar.com/seorang-kakek-ditangkap-setubuhan-anak-di-bawah-umur/
Malam itu, suasana Desa Tanjungpura semarak, tidak seperti malam-malam biasanya yang sepi. Masyarakat hilir mudik, menjadi tamu undangan, menyambut tamu bahkan hanya sekedar menonton keramaian malam itu. Banyak penjaja makanan yang berderet di tenda-tenda menyemarakkan suasana.
Menggunakan pakaian adat Melayu
Yang datang sebagai undangan maupun tamu kehormatan memakai pakaian adat khas melayu berwarna kuning. Sedangkan bupati malam itu menggunakan baju adat warna hitam. Kontras suasana malam itu dengan gema suara petasan, suara musik untuk silat, orang-orang yang memakai pakaian adat, di desa yang pernah menjadi saksi sejarah kejayaan Kerajaan Tanjungpura.
https://inspirasikalbar.com/bupati-ketapang-tegaskan-komitmen-bangun-jalan-pelang-kepuluk/
Harapan Alexander Wilyo dengan adanya festival Pencak Silat Tradisional, tradisi leluhur khususnya pencak silat dan tari tradisional bisa terjaga. “Pencak silat tradisional bukan hanya olah raga bela diri, tapi bagian dari jati diri bangsa,” tegasnya.
Festival Pencak Silat Tradisional di Kabupaten Ketapang berlangsung rutin setiap tahun. Alexander Wilyo mengungkapkan pencak silat berkembang dalam lingkungan masyarakat hingga ke pelosok dan tidak terlepas dengan adat budaya masyarakat. Menurutnya, membangkitkan pencak silat adalah amanah pendekar.
https://inspirasikalbar.com/oknum-teror-media-usai-berita-judi-sabung-ayam-di-putussibau-utara/
Sambutan dari bupati, Alexander Wilyo maupun dari putra penyangga Tanjungpura, Rion Sardi mendapat aplaus dari masyarakat. Pantun dan syair dilantunkan pada malam itu menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Desa Tanjungpura.
Festival Pencak Silat Tradisional di Tanjungpura sekaligus untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-80. Tak sekedar itu, malam pembukaan festival sekaligus untuk memperingati hari ulang tahun Alexander Wilyo ke-46.
Gong yang bertalu menandai acara festival Pencak Silat Tradisional dibuka. Peserta yang ikut dalam festival pencak silat pun datang dari beberapa daerah di sekitar Ketapang.
https://inspirasikalbar.com/oknum-teror-media-usai-berita-judi-sabung-ayam-di-putussibau-utara/
Seiring dengan suara gong yang menggema, hujan turun mengguyur bumi. Tak lama kemudian, acara pun usai.
“Hujan berkah,” kata seorang pedagang yang berjualan di area acara. Menurutnya sudah lama di Desa Tanjungpura tidak turun hujan, baru malam ini hujan lebat, angin dan sesekali terdengar petir.
Langit seolah tahu harapan yang dilantunkan, berupa pembukaan acara, keberkahan acara, dan kesuksesan acara yang akan dilaksanakan selama beberapa hari.
Sebelumnya suasana Desa Tanjungpura sudah ramai dengan berbagai macam lomba yang mengangkat tentang budaya. Ada permainan tradisional hingga ketinting racing. Puncak kemeriahannya pada acara pembukaan festival Pencak Silat Tradisional. (jga)