Mahasiswi Meninggal Usai Operasi, Keluarga Layangkan Somasi ke (RSU) Santo Antonius Pontianak

InspirasiKalbar, Pontianak – Seorang mahasiswi asal Kabupaten Landak, pasien usus buntu di Rumah Sakit Umum (RSU) Santo Antonius Pontianak, Kalbar meninggal dunia usai menjalani operasi sebanyak 2 kali. Keluarga pasien melayangkan somasi ke pihak rumah sakit.
Somasi ini di layangkan pihak keluarga melalui tim kuasa hukum Andrean Winoto Wijaya dan Syamsul Jahidin dari Kita Melek Hukum Law Firm, pada Sabtu (2/8/2025) kemarin.
“Kami melayangkan somasi karena kelalaian ini mengakibatkan meninggalnya seorang mahasiswi asal Kabupaten Landak yang sebelumnya menjalani perawatan dan operasi usus buntu di Rumah Sakit Antonius,” kata Andrean kepada detikcom, Minggu (3/8/2025).
Ia menjelaskan kronologi kejadian ini. Bermula pada 26 November 2024, ketika korban pertama kali di bawa ke RSU St Antonius untuk berobat. Setelah menjalani pemeriksaan, pasien di diagnosa mengalami usus buntu.
“Pihak RS menjadwalkan operasi pada 5 Desember 2024 yang di lakukan oleh dokter bedah berinisial DA,” kata Andrean.
Beberapa hari setelah menjalani operasi, kondisi pasien dinyatakan membaik dan ia diperbolehkan pulang pada 10 Desember 2024.
Namun, tak lama setelah kembali ke rumah, gadis 22 tahun itu mengeluhkan rasa sakit di bekas luka operasi. Pada 16 Desember 2024, keluarga membawa pasien kembali ke RSU St Antonius.
“Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi pada bekas luka operasi, sehingga di lakukan operasi ulang,” beber Andrean.
Meski operasi kedua telah di lakukan, kondisi pasien tetap memburuk. Pihak RSU St Antonius merekomendasikan rujukan ke RS di Jakarta. Karena sudah kehilangan kepercayaan, keluarga memilih membawa pasien ke rumah sakit di Kuching, Sarawak, Malaysia.
Dokter di Kuching menemukan kerusakan serius pada usus pasien serta penumpukan kotoran yang di nilai tidak wajar. Dokter menyampaikan penumpukan kotoran yang menyebabkan usus pasien hancur.
“Sampai ada kotoran, sampai berplastik-plastik loh ini. Ususnya terbuka loh ini, perut loh ini. Ini kan sangat berimplikasi. Jadi, temuan ini memperkuat indikasi kelalaian dalam penanganan medis sebelumnya,” ungkap Andrean.
Setelah kembali dari Malaysia, pasien sempat di rawat di RS Mitra Medika Pontianak, kemudian kembali di rawat di RSU St Antonius. Namun takdir berkata lain, nyawanya tidak tertolong. Menurut Andrean, inilah alasan somasi di lakukan demi mendapat keadilan.
“Klien kami bukan meminta sesuatu. Hanya mengharapkan permintaan maaf dari RS Antonius. Tapi hingga detik ini, tidak ada permintaan maaf ataupun kata maaf,” tegasnya.
Tanggapan RSU St Antonius
Joze, In House Advocate RSU St Antonius mengatakan, pihaknya sudah menerima somasi tersebut. Saat ini, sedang di koordinasikan ke pihak terkait di internal RSU St Antonius.
“Surat somasinya sudah kami terima kemarin (Sabtu) siang. Kami sedang berkoordinasi dengan pihak terkait di internal RS. Akan saya hubungi kembali terkait hal itu ya,” singkat Joze kepada detikcom, Minggu (3/8/2025).