19/09/2025

Orang Tua dan Sekolah Luruskan Isu Makanan MBG

5653b5d8-f78b-463c-b142-3b4acbc4f9bf

Inspirasikalbar, Kubu Raya– Polemik terkait dugaan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang di sebut-sebut menyebabkan seorang murid sakit.

Akibatnya mendapat tanggapan serius dari orang tua siswa, pihak sekolah, hingga penyelenggara dapur MBG. Klarifikasi ini di sampaikan untuk meluruskan kabar yang sempat berkembang di masyarakat.

Lisa, ibu dari (KV) siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 05 Rasau Jaya menegaskan bahwa sakit yang di alami putranya sama sekali tidak berkaitan dengan makanan MBG. Menurutnya, Kv lebih dulu mengalami demam sebelum muncul gejala muntah dan diare.

“Anak saya demam dulu, baru muntah, lalu mencret. Itu kejadiannya sebelum tanggal 28, jadi sebelum dia makan MBG,” jelas Lisa saat di temui di sekolah anaknya,Senin(8/9/2025).

Ia menuturkan, KV sempat di bawa berobat ke RS Gede dan langsung mendapat perawatan inap. “Waktu di bawa ke RS Gede, Kv langsung masuk opname. Dua hari satu malam dia di rawat, dapat infus, dan setelah itu keluar pas malam minggu,” ungkapnya.

Sepulang dari rumah sakit, kondisi Kv sempat membaik. Ia kembali ke sekolah, namun saat di beri obat, Kv kembali muntah sehingga obat harus di hentikan.

“Saya sempat stopkan obat karena takut anak tambah lemah. Waktu itu saya juga runding dengan suami, apakah mau bawa berobat lagi,” tambah Lisa.

Adik KV sempat di rawat z di RS

Karena pertimbangan biaya, keluarga akhirnya memilih rawat jalan di RS Anugerah. Dari situ, Kv mendapat obat cair tabung kecil untuk di minum di rumah.

“Biaya waktu itu sekitar Rp800 ribu untuk dua anak, karena adiknya juga sakit. Jadi kami pilih rawat jalan dulu,” katanya.

Namun keesokan harinya, Kv kembali muntah dan mencret saat hendak berangkat sekolah. Lisa pun segera memberi tahu wali kelas.

“Pagi itu dia sudah pakai baju olahraga, tapi tiba-tiba muntah dan mencret. Saya langsung lapor ke gurunya,” jelasnya.

Menurut Lisa, dokter yang merawat Kv menyebutkan ada faktor lain yang bisa menjadi penyebab gejala, bukan hanya makanan. “Dokter bilang bisa saja karena keracunan obat atau juga faktor musim, karena di rumah sakit memang banyak anak yang diare pada waktu itu,” ujarnya.

Lisa menegaskan, Kv tidak pernah membawa pulang makanan MBG seperti yang sempat di khawatirkan. “Kalau di rumah sakit bilang makanan MBG di bungkus, itu tidak ada. Kv tidak ada bawa pulang makanan dari sekolah,” tegasnya.

Penjelasan Kepala Sekolah SDN 05 Rasau jaya

Sementara itu, Kepala SD Negeri 05 Rasau Jaya, Juharoh, juga memberikan penjelasan. Ia menyatakan bahwa selama ini pihak sekolah selalu mengawasi distribusi makanan MBG dan tidak pernah menemukan adanya makanan yang tidak layak konsumsi.

“Semua makanan yang dis alurkan bisa di konsumsi anak. Kami tegaskan, berita yang menyebut makanan MBG penyebab anak sakit itu tidak benar. Anak yang di maksud memang sudah sakit sejak sebelumnya, bahkan adiknya juga mengalami diare,” kata Juharoh.

Menurutnya, Kv sudah sakit sejak Rabu, sementara MBG baru di bagikan Kamis, 28 Agustus. “Artinya jelas, sakitnya bukan karena MBG. Wali kelas juga sudah memastikan bahwa anak tersebut memang sering izin karena sakit,” jelasnya.

Terkait menu yang di sorot, Juharoh menyebutkan bahwa makanan MBG telah memenuhi prinsip gizi seimbang. “Misalnya hari Jumat ada menu burger, di dalamnya ada sayuran, ada daging, dan ada susu. Itu sehat, bukan makanan sembarangan. Anak-anak juga menikmatinya, bahkan kami punya dokumentasi mereka lahap makan,” ujarnya.

Pihak dapur MBG melalui Lilik juga menyampaikan permohonan maaf atas munculnya polemik yang menimbulkan kesalahpahaman.

“Kami minta maaf kepada pihak sekolah atas kegaduhan ini. Kami juga berharap pihak sekolah tidak segan melakukan koreksi kepada dapur bila ada makanan yang dinilai kurang layak atau ada keluhan,” kata Lilik.

Ia menambahkan, pihak dapur selalu berupaya menjaga kualitas dan kelayakan makanan yang disalurkan. “Kami selalu ingin yang terbaik untuk anak-anak. Kalau ada masukan dari sekolah, itu sangat penting untuk perbaikan ke depan,” tegasnya.

Dengan klarifikasi dari orang tua, sekolah, dan pihak dapur MBG, ditegaskan bahwa sakit yang dialami Kevin bukan akibat makanan MBG. Informasi ini diharapkan dapat meluruskan persepsi masyarakat sekaligus menjaga keberlangsungan program yang dinilai bermanfaat bagi pemenuhan gizi siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *