Inspirasikalbar, Pontianak – Ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin meningkat setelah Iran meluncurkan 19 rudal ke arah Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, yang di kenal sebagai markas militer terbesar milik Amerika Serikat di kawasan tersebut. Serangan yang terjadi pada Senin tengah malam itu langsung memicu reaksi dari Washington.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam pernyataan resminya, menganggap serangan Iran tersebut tidak berdampak besar secara strategis. “Itu adalah serangan yang sangat lemah,” ucap Trump dalam konferensi pers singkat di Gedung Putih pada Selasa pagi waktu setempat.

Serangan rudal ke Pangkalan Al Udeid, yang juga menjadi pusat komando regional untuk operasi militer AS di Timur Tengah, termasuk di Irak dan Suriah, mengundang kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan.

Belum ada konfirmasi resmi terkait jumlah korban jiwa atau kerusakan infrastruktur akibat serangan tersebut. Namun, sejumlah media lokal di Qatar menyebutkan terdengar ledakan keras dan aktivitas militer meningkat di sekitar area pangkalan setelah serangan berlangsung.

Menariknya, meskipun terjadi serangan militer langsung terhadap fasilitas strategisnya, Presiden Trump justru mengisyaratkan arah berbeda. Dalam pernyataannya, ia menyebut pentingnya “menahan diri” dan menyambut baik peluang untuk mencapai gencatan senjata dengan Iran.

“Tujuan kami bukan perang, tetapi perdamaian yang adil. Kami terbuka untuk menyelesaikan ini secara diplomatis,” kata Trump.

Tekanan internal agar konflik tidak semakin membesar

Sejumlah analis menilai respons Trump yang relatif lunak menunjukkan adanya tekanan internal agar konflik tidak semakin membesar, terutama setelah serangkaian serangan timbal balik antara Iran dan Israel yang juga menyeret keterlibatan militer Amerika.

Sementara itu, otoritas Iran belum memberikan keterangan resmi terkait motif serangan terhadap Pangkalan Al Udeid. Namun pengamat internasional menduga ini merupakan bagian dari balasan atas rangkaian serangan udara AS dan Israel terhadap fasilitas-fasilitas strategis di Iran beberapa hari sebelumnya.

Situasi yang kian memanas ini membuat banyak negara menyerukan agar semua pihak menahan diri. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui Sekretaris Jenderal António Guterres, mendesak agar dialog dibuka sesegera mungkin guna mencegah konflik yang lebih luas.

“Kita tidak boleh menyaksikan Timur Tengah menjadi medan perang global. Diplomasi harus menjadi jalan utama,” kata Guterres dalam pernyataan tertulis.

Post Views: 27