Pasien di RSUD Soedarso Pontianak Kerap Padat, Sulit Dapat Kamar

Direktur RSUD Soedarso Pontianak, Hary Agung Tjahyadi,
Inspirasikalbar, Pontianak – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak kerap mengalami lonjakan pasien dalam beberapa bulan terakhir. Penumpukan pasien membuat banyak orang sulit mendapatkan tempat tidur atau ruangan sesuai kelas.
Aman, warga Entikong, mengaku ibunya harus menunggu 12 jam di IGD. “Ibu saya menunggu pelayanan dan kamar selama 12 jam,” kata Aman, Sabtu (29/3).
Ia merasa kecewa karena tidak ada informasi jelas dari pihak rumah sakit. Aman juga tidak mengetahui adanya aplikasi pemesanan kamar dari RSUD Soedarso. “Kami tidak tahu ada aplikasi untuk booking kamar,” ujarnya.
Masalah lain muncul saat data aplikasi tidak sesuai kondisi lapangan. Banyak pasien mengeluh setelah aplikasi menunjukkan ketersediaan kamar, namun ternyata kosong.
Direktur RSUD Soedarso Pontianak, Hary Agung Tjahyadi, menyebut jumlah pasien terus mengalami peningkatan. “Pasien BPJS Kelas III terus berdatangan, baik rujukan maupun mandiri,” jelas Hary, (26/03).
Ia menegaskan banyak rumah sakit swasta belum mau bekerjasama dengan BPJS. “RS swasta di Kalbar dan Pontianak belum banyak yang bekerjasama dengan BPJS,” kata Hary.
Akibatnya, RSUD Soedarso harus menerima semua rujukan dari berbagai kabupaten. “Pasien dari Landak, Sintang, hingga Putussibau datang ke sini,” tambahnya.
RSUD Soedarso saat ini memiliki 684 tempat tidur. Dari jumlah itu, 517 untuk perawatan dan 167 non-perawatan. “TT Kelas 3 sebanyak 365 unit, Kelas 2 hanya 8, dan Kelas 1 ada 38,” jelas Hary.
Menurutnya, jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan pasien. “Pasien menunggu lama di IGD karena antrian panjang,” ungkapnya.
Hary juga menyayangkan perilaku pasien yang enggan pulang meski sudah dinyatakan sehat. “Kalau sudah boleh pulang, ya harus pulang,” tegas Hary.
Ia mengimbau pemerintah daerah agar memperkuat layanan kesehatan di kabupaten dan kota. “Pemda harus perhatikan fasilitas dan SDM di RS daerah,” katanya.
Hary yakin penguatan layanan di daerah bisa mengurangi beban RSUD Soedarso. “Kalau layanan di daerah kuat, pasien tak perlu datang ke sini semua,” tutupnya.