25 November 2025

Pemkab Kubu Raya Dorong Program Atasi 8.435 Anak Putus Sekolah

Jepretan Layar 2025-11-03 pukul 14.42.21

Sekda Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam

Last updated on November 3rd, 2025 at 02:47 pm

Inspirasikalbar, KUBU RAYA – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mempercepat langkah penanganan anak-anak yang tidak bersekolah (ATS) di wilayahnya. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat 8.435 anak di Kubu Raya yang belum menikmati layanan pendidikan secara formal hingga tahun 2025.

Sekretaris Daerah Kubu Raya, Yusran Anizam, mengatakan jumlah tersebut masih menjadi perhatian serius pemerintah daerah. “Jumlah anak tidak sekolah di Kubu Raya masih cukup tinggi. Ini tanggung jawab kita bersama untuk mencari solusi konkret,” ujarnya saat membuka Diseminasi dan Diskusi Rencana Aksi Daerah Penanganan Anak Tidak Sekolah (RAD PATS) di Sungai Raya, Kamis (31/10/2025).

Menurut Yusran, penyebab anak putus sekolah sangat beragam, mulai dari keterbatasan ekonomi, pernikahan usia muda, hingga jarak sekolah yang jauh di daerah terpencil. Untuk mengatasi hal itu, Pemkab Kubu Raya menggandeng berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Provinsi, lembaga nonpemerintah, dan komunitas pendidikan lokal.

“Pendataan ATS harus di lakukan secara terintegrasi agar setiap anak yang berhenti sekolah dapat di identifikasi dan di bantu kembali ke bangku pendidikan,” tegasnya.

Sebagai langkah nyata, Pemkab juga menyiapkan model sekolah alternatif seperti SMP Terbuka dan Sekolah Rakyat untuk menjangkau wilayah yang sulit akses. Selain itu, di lakukan program beasiswa dan dukungan logistik agar anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap bisa bersekolah.

“Harapan kami, tidak ada lagi anak di Kubu Raya yang putus sekolah. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan masyarakat dan keluarga sangat di butuhkan,” tambah Yusran.

Langkah percepatan ini juga di harapkan dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kubu Raya yang sempat terhambat akibat rendahnya partisipasi pendidikan di jenjang menengah. Pemerintah optimistis, dengan kolaborasi lintas sektor, angka ATS bisa di tekan secara signifikan pada tahun 2026 mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *