SMSI Kalbar Tanam 1.500 Bibit Mangrove di Mempawah, Libatkan Ratusan Pelajar dan Komunitas

Mangrove

Sejumlah Komunitas menggelar aksi tanam 1.500 pohon mangrove di pesisir Kabupaten Mempawah. (Foto/Ist)

InspirasiKalbar, Mempawah – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalimantan Barat menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan menggelar workshop dan aksi penanaman mangrove di pesisir Kabupaten Mempawah, Rabu (30/4/2025).

Lebih dari 150 peserta dari kalangan pelajar, komunitas, dan masyarakat umum terlibat aktif dalam kegiatan edukatif dan aksi konservasi ini. Mereka mengikuti rangkaian kegiatan yang mencakup diskusi lingkungan hingga penanaman langsung 1.500 bibit mangrove di wilayah pesisir.

Ketua SMSI Kalbar, Muhammad Khusyairi, mengatakan kegiatan ini menjadi wujud nyata peran media dalam membangun kesadaran publik terhadap krisis iklim dan pentingnya aksi pelestarian lingkungan.

“Krisis iklim memerlukan langkah strategis. Karena itu, SMSI menggandeng berbagai pihak untuk menggelar aksi bersama yang berdampak langsung,” ujarnya saat membuka workshop.

SMSI Kalbar menggandeng Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Mempawah Mangrove Conservation (MMC), serta SMK Negeri 1 Mempawah Hilir sebagai mitra utama dalam kegiatan tersebut. Khusyairi menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak yang membuat kegiatan berjalan lancar.

“Kami berterima kasih kepada LDII, MMC, dan SMKN 1 Mempawah Hilir. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan bisa tumbuh kuat jika di bangun bersama,” tambahnya.

Kegiatan diawali dengan workshop bertema konservasi lingkungan yang menghadirkan narasumber kompeten, yakni Ketua MMC Raja Fajar Adzansyah dan Kabid Lingkungan Hidup Kabupaten Mempawah, Fenty Febrianti. Workshop ini di rancang sebagai forum edukasi sekaligus penggerak kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan.

“Setelah sesi diskusi, kami langsung melibatkan peserta dalam penanaman mangrove agar edukasi tidak hanya berhenti di teori,” ujar Khusyairi.

Pentingnya menjaga ekosistem mangrove

Ketua MMC Raja Fajar Adzansyah menegaskan pentingnya menjaga ekosistem mangrove sebagai pelindung alami dari abrasi, penyaring limbah, sekaligus habitat biota laut. Ia juga menyoroti potensi ekonomi dari hutan mangrove jika di kelola secara berkelanjutan.

“Mangrove bukan sekadar pohon, tapi penjaga kehidupan pesisir. Masyarakat harus terlibat aktif dalam menjaga dan memanfaatkannya secara lestari,” tegas Raja Fajar.

Sementara itu, Kabid Lingkungan Hidup Fenty Febrianti menekankan bahwa upaya konservasi mangrove harus di sertai dengan komitmen menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam mengatasi sampah plastik yang mengancam ekosistem pesisir.

“Pelestarian mangrove tidak bisa berdiri sendiri. Kebersihan lingkungan harus menjadi prioritas agar ekosistem laut tetap terjaga,” ujarnya.

Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama dari para siswa dan guru yang aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan seputar lingkungan. Kegiatan ini juga melibatkan perwakilan Polres Mempawah, Kodim 1201 Mempawah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta relawan lingkungan.

Melalui kolaborasi lintas sektor ini, SMSI Kalbar menegaskan bahwa peran media tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak perubahan sosial dan pelestarian lingkungan di tingkat lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *