16/10/2025

Tips Menulis Puisi yang Menggugah Jiwa

Gubahan Puisi

InspirasiKalbar,Ketapang-Menulis puisi tidak sekedar menceritakan sesuatu yang dilihat tetapi lebih jauh dari itu. Puisi bagi seorang pemuisi adalah sebuah kata yang berjiwa. Puisi yang menarik adalah puisi yang mampu menggugah jiwa, mampu membangkitkan perasaan mendalam, menyentuh emosi dan bisa memicu refleksi pembaca. Banyak puisi yang berjiwa dari karya-karya penyair besar di Indonesia. Sebut saja Sapardi Djoko Darmono, Chairil Anwar, W.S Rendra dan masih banyak lagi nama-nama lain yang melahirkan karya luar biasa.

Bagaimana membuat puisi agar menarik?

Menentukan tema yang menarik berdasar sebuah ingatan tentang konflik, alam semesta, atau sesuatu yang menimbulkan pertanyaan filosofis. Fokus menggali apa yang menggugah perasaan, menggunakan pengalaman pribadi kemudian dikembangkan. Jujur terhadap perasaan

Agar puisi menarik bahasa dan daya tarik harus kuat dengan menggunakan imajinasi yang kuat, kata sifat atau kata benda spesifik. Contoh: “Wajahnya menatap sendu senja yang mengelam”.

Menggunakan majas (gaya bahasa): simile, personifikasi, hiperbola dan metafora agar puisi memiliki kesan mendalam. Contoh “Kenangan itu seperti memeta lukisan fatamorgana”.

Memilih diksi yang tepat dan segar: Hindari kata-kata klise dengan mencari sinonim yang lebih puitis sesuai nuansa atau emosi yang ingin dibangun. Kata-kata ini bisa menghidupkan baris puisi sehingga pembaca bisa terkesan.

Struktur Puisi

Unsur dalam struktur fisik yang berupa susunan kata-katanya terdiri dari:

Diksi (pilihan kata): Pemilihan kata ini sangat penting untuk menyampaikan makna tertentu sehingga ketika dibaca menciptakan keindahan bunyi.

Kata konkret : Kata yang ditangkap oleh indra memunculkan imaji, sering berupa kiasan. Misalnya gunung bisa melambangkan perjuangan dan pencapaian.

Imaji (pengimajian): Susunan kata untuk merangsang indra pembaca (pendengaran, penglihatan, penciuman sehingga pembaca terbawa dengan bait-bait puisi.

Tipografi (perwajahan): Tata letak puisi, pengaturan baris, bait, tanda baca, batas kertas, penggunaan huruf kapital sehingga bisa menguatkan makna dalam puisi.

Gaya bahasa (majas): Penggunaan majas simile, personifikasi, hiperbola dan metafora agar puisi memiliki kesan mendalam. sehingga bisa memberikan efek lebih puitis yang mengandung filosofi dalam puisi.

Rima dan irama: Persamaan bunyi dalam puisi, di awal, tengah hingga akhir baris (rima), serta panjang pendek, naik turun maupun keras lemah bunyi yang membentuk alunan harmonis (irama).

Dalam membuat puisi juga harus memperhatikan unsur batin (makna) yang membangun puisi, sehingga puisi bisa dipahami melalui pembacaan dan pemaknaan yang mendalam.

Tema (makna): Ide yang disampaikan pemuisi dalam puisinya.

Nasa (tone): Sikap pemuisi terhadap pembaca. Bisa berupa nada hormat, sinis, merendahkan atau berkaitan dengan rasa yang ingin disampaikan dalam puisi.

Rasa (feeling): Sikap pemuisi terhadap pokok permasalahan yang diangkat dalam puisi. Bisa rasa yang pemuisi ingin sampaikan kepada pembaca melalui puisinya.

Amanat/ tujuan: Pesan moral yang ingin disampaikan pemuisi melalui puisinya.

Contoh puisi yang menggugah jiwa Fiersa Besari yang cocok banget buat kawula muda:

Tanpa Mula, Tanpa Akhir

(Fiersa Besari)

 

Aku senang wangimu yang tertinggal

Di sela kalimat manis yang terpenggal-penggal

Di antara reruntuhan kenangan yang membatu

Wangimu, sayangku, adalah sebuah mesin waktu..

Aku suka matamu yang coklat penuh hasrat

Membuat melangkah pergi darimu terasa sangat berat

Dengan mata itu kau memandang alam semesta

Dengan mata itu kau menjadikanku tak mampu berkata apa-apa

Aku benci senyummu yang dipenuhi zar adiktif

Sampai aku tak tahu lagi mana yang fakta, mana yang fiktif

Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan

Membias jingga sebelum akhirnya menggiringku ke kegelapan

Aku rindu sosokmu yang memberitahu aku bahwa cinta terpendam

Adalah bahasa keheningan dengan hati yang saling menggenggam

Jadi, apakah salah jika selalu namamu yang terukir?

Meski rasa ini tanpa nama, tanpa sebab, tanpa mula, tanpa akhir?

Tentunya masih banyak lagi puisi-puisi lainnya yang bisa dijadikan contoh untuk membuat puisi. Ada puisi yang menyerukan perjuangan, ada yang mengungkapkan akan rasa cinta, dan ada yang melukiskan rasa untuk semesta. Setiap puisi memiliki makna, mulailah menulis puisi agar rasa yang ingin diungkapkan bisa lepas bersama rangkaian aksara. Tidak panjang seperti prosa tetapi bermakna. (Jga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *