Ritual Adat Ngalajukan Digelar Tengah Malam, DAD Pontianak Serahkan Hasil Panen secara Sakral

DAD Kota Pontianak

Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak menggelar ritual adat sakral bertajuk Ngalajukan di Rumah Radakng Pontianak. (Foto/InspirasiKalbar)

InspirasiKalbar, Pontianak – Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak menggelar ritual adat sakral bertajuk Ngalajukan di Rumah Radakng Pontianak, tepat pukul 12.00 WIB tengah malam.

Ritual ini menjadi bagian penting dalam rangkaian Naik Dango II, sebuah upacara adat masyarakat Dayak Kanayatn yang sarat makna spiritual dan budaya.

Sejumlah tokoh adat dan pengurus DAD dari enam kecamatan di Kota Pontianak hadir dalam prosesi yang berlangsung khidmat dan penuh kekhusyukan.

Penyangahatn (pemimpin adat), Erdi, memimpin jalannya ritual, di saksikan langsung oleh Ketua Umum DAD Kota Pontianak, Yohanes Nenes, serta Ketua Panitia Naik Dango II, Vinsensius Lintas.

Pengurus DAD membawa berbagai hasil dan alat pertanian untuk didoakan dalam upacara tersebut. Meskipun sebagian besar warga Dayak di Pontianak tak lagi berladang, mereka tetap menjalankan tradisi ini sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

“Meski di Kota Pontianak tidak ada masyarakat yang berladang, namun sebagai generasi Dayak kami wajib melestarikan adat dan budaya leluhur di manapun kami berada, sehingga generasi Dayak tahu apa yang nenek moyang kami dulu lakukan,” tegas Yohanes Nenes.

Ritual Ngalajukan merupakan prosesi penyerahan padi hasil panen ke lumbung atau dango, di lakukan oleh setiap kepala keluarga petani. Setelah padi di simpan di dango, masyarakat memanjatkan doa-doa yang di kenal dengan istilah Nyangahatn atau Barema sebagai wujud syukur kepada Jubata (Sang Pencipta).

Dalam pelaksanaannya, Ngalajukan selalu mengikuti prosesi sebelumnya yang di sebut Ngampar Bide, yaitu ritual siang hari yang berisi doa-doa dan persembahan makanan khas adat. Puncak dari rangkaian ini berlangsung saat tengah malam ketika alam di anggap paling tenang dan sakral.

Tradisi ini tak sekadar mengenang masa lalu. Bagi masyarakat Dayak, Naik Dango dan Ngalajukan merupakan ungkapan syukur atas hasil panen sekaligus permohonan agar musim tanam berikutnya membawa keberkahan dan panen melimpah.

Rangkaian Naik Dango II di Pontianak belum selesai. DAD Kota Pontianak masih akan menggelar satu ritual adat lagi pada pembukaan resmi tanggal 26 April, yakni Ngantat Panompo’. Prosesi ini bakal melibatkan seluruh kontingen Dewan Adat Dayak dari masing-masing kecamatan di kota ini.

Dengan melestarikan ritual-ritual ini, DAD Pontianak berharap generasi muda Dayak tetap terhubung dengan akar budaya mereka, serta menjaga nilai-nilai kearifan lokal di tengah arus modernisasi yang kian deras.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *