InspirasiKalbar, Pontianak – Aktivis 98, Kamarus Salam yang akrab disapa Polo, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi reformasi di Kalimantan Barat.
Menurutnya, harapan reformasi di daerah ini masih belum tercapai secara maksimal. Polo berharap Kalimantan Barat ke depannya memiliki pemimpin muda yang energik dan berpengalaman.
Polo menilai bahwa langkah-langkah yang di ambil oleh pemerintah provinsi Kalimantan Barat saat ini belum optimal. Ia mengkritik fokus pemerintah yang lebih condong ke arah komersial, hanya membangun tempat-tempat untuk menghabiskan uang.
Sebagai praktisi Hukum, Polo menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada penyediaan fasilitas yang mendukung masyarakat untuk mencari penghasilan, seperti pembangunan jalan, listrik, dan peningkatan hasil industri.
“Sumber ekonomi alternatif masyarakat belum terlihat. Perusahaan daerah juga belum mampu memberikan dukungan yang memadai,” ujar Polo saat di Temui di Pontianak, Rabu 10 Juli 2024.
Ia menambahkan bahwa harga pupuk yang di harapkan murah masih belum terwujud dan sumber daya alam yang melimpah belum di olah secara maksimal oleh pemerintah.
Polo juga menyoroti bahwa pasca reformasi, belum ada pembangunan yang menjadi akses baru sebagai sumber penghidupan masyarakat. Ia berharap pemimpin di masa depan mampu menggali potensi tersebut dan menarik investor. Menurutnya, kesehatan dan pendidikan harus di prioritaskan untuk mengatasi masalah seperti stunting.
Ia menegaskan bahwa usaha untuk mendukung kemajuan masyarakat tidak di dukung dengan baik oleh pemerintah daerah. Polo juga mengkritik pemerintah yang hanya fokus pada program kerja tanpa di dukung peraturan daerah yang tegas. Ia memberi contoh bagaimana industri yang di atur oleh perda dapat mencegah masyarakat lokal menjadi pekerja di tanah mereka sendiri.
“Investor besar masuk ke daerah, namun akses masyarakat lokal tertutup karena pemerintah belum mampu menerapkan aturan yang tegas,” kata Polo.
Ia juga menyoroti masih adanya nepotisme dalam perusahaan, meskipun reformasi bertujuan untuk menghapus KKN.
Sebagai Panwaslu pertama Kota Pontianak, Polo menekankan pentingnya pemimpin yang mampu membuat terobosan.
Aktivis reformasi, khususnya di Kalimantan Barat, mendambakan pemimpin yang dapat mewujudkan perubahan nyata dan mendukung kesejahteraan masyarakat.