21 November 2025

Kenaikan Harga CPO Global Masih Terbatas, Ini Penyebab Utamanya

Desain tanpa judul (3)

ilustrasi CPO

Inspirasikalbar,JAKARTA – Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) sempat mengalami penguatan pada awal kuartal akhir 2025. Namun analis menilai kenaikan tersebut tidak akan bergerak jauh karena sejumlah faktor struktural yang menahan laju harga di pasar global.

Salah satu penahan utama adalah melemahnya permintaan dari importir besar, terutama India dan Tiongkok. Kementerian Perdagangan menyebut penurunan permintaan dua negara ini berdampak langsung pada turunnya Harga Referensi (HR) CPO Indonesia. Penurunan konsumsi, menurut pejabat Kemendag, membuat ruang kenaikan harga menjadi sangat terbatas.

Di sisi lain, stok global masih tinggi akibat produksi yang terus berjalan stabil. Meski ada kekhawatiran terkait pasokan di beberapa negara, peningkatan produksi di sentra-sentra utama membuat pasar tetap di banjiri suplai. BusinessToday melaporkan bahwa pasokan berlebih inilah yang menjadi penghambat kenaikan harga meski terjadi dorongan dari faktor lain.

Kebijakan pemerintah Indonesia juga ikut memengaruhi dinamika harga. Per 17 Mei 2025, pemerintah resmi menaikkan pungutan ekspor CPO menjadi 10 persen, menambah beban biaya bagi pelaku ekspor. Hal ini membuat CPO Indonesia di nilai kurang kompetitif di banding minyak nabati lainnya.

Selain itu, persaingan antar minyak nabati seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari semakin mempersempit ruang gerak harga CPO. Importir besar lebih fleksibel beralih ke minyak nabati lain ketika harga CPO naik, membuat peningkatan harga sulit di pertahankan.

Dari sisi produksi, lembaga riset BMI memproyeksikan lonjakan produksi global pada musim 2025/2026. Bahkan dukungan dari mandat biodiesel di Indonesia di nilai belum mampu menyerap kelebihan pasokan yang akan terus terjadi. S&P Global juga memperkirakan tren pasokan tinggi ini akan membayangi pasar hingga tahun depan.

Laporan OCBC menambahkan bahwa harga CPO berpotensi melemah pada paruh kedua 2025, di tengah tekanan permintaan yang stagnan dan stok yang melimpah. Dengan kondisi tersebut, stabilitas harga di perkirakan hanya bergerak dalam rentang terbatas tanpa potensi lonjakan signifikan.

Secara keseluruhan, kombinasi stok tinggi, permintaan lemah, persaingan minyak nabati, serta kebijakan ekspor membuat kenaikan harga CPO sulit berlanjut dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *