19/09/2025

Lepas Kirab Grebeg Suro, Bupati AW: Ketapang Rumah Kita Bersama

Bupati Ketapang

Bupati Ketapang Alexander Wilyo memimpin pelepasan Parade Kirab Budaya dan Sedekah Bumi dalam rangka Grebeg Suro 2025 sekaligus HUT ke-28 Paguyuban Keluarga Jawa Kabupaten Ketapang. (Foto/Prokopim)

InspirasiKalbar, Ketapang – Bupati Ketapang Alexander Wilyo memimpin langsung pelepasan Parade Kirab Budaya dan Sedekah Bumi dalam rangka Grebeg Suro 2025 sekaligus HUT ke-28 Paguyuban Keluarga Jawa Kabupaten Ketapang. Acara tersebut berlangsung meriah dan penuh semangat kebersamaan.

Bupati Alexander melepas iring-iringan kirab dari halaman Pendopo Rumah Jabatan Bupati. Parade budaya ini menampilkan mobil gunungan hasil bumi, mobil hias bertema budaya Jawa, serta rombongan peserta dari berbagai kecamatan.

Kirab melintasi jalan utama kota dan berhenti di Bundaran Taman Kedondong, sebelum para peserta melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju halaman Kantor Bupati.

Baca Juga: https://inspirasikalbar.com/ini-yang-membuat-bpwu-komitmen-dukung-bupati-ketapang/

Drumband memimpin barisan, disusul penampilan seni tradisional seperti Reog Ponorogo, Kuda Lumping, Singo Barong, hingga tari-tarian khas Jawa. Rombongan juga membawa panji budaya dan mengenakan pakaian adat Jawa.

Lebih dari 20 paguyuban masyarakat Jawa di Ketapang dan DPC paguyuban dari kecamatan-kecamatan ambil bagian dalam parade tersebut. Ribuan warga menyambut antusias di sepanjang rute kirab.

Dalam sambutan pelepasan, Bupati Alexander menegaskan perannya sebagai pemimpin seluruh masyarakat Ketapang tanpa membedakan suku dan golongan.

Baca Juga: https://inspirasikalbar.com/menjelang-sertijab-kapolres-ketapang-tim-itswasda-laksanakan-verifikasi/

“Sebagai Bupati Ketapang, saya berdiri bukan hanya untuk satu suku atau satu golongan. Saya berdiri untuk semua. Ketapang ini rumah besar kita Bersama rumah yang aman, nyaman, dan damai untuk kita diami, jaga, dan bangun secara bergotong royong,” tegasnya.

Alexander juga menegaskan dukungannya terhadap pelestarian budaya Jawa di Ketapang. “Sebagai bagian dari keluarga besar Jawa, saya berkomitmen melestarikan adat, adab, dan tradisi leluhur. Budaya Jawa bukan hanya warisan tapi juga arah nilai dalam membangun peradaban,” ujarnya.

Ia pun berjanji akan membuat Grebeg Suro tahun depan lebih meriah, terbuka, dan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat.

Baca Juga: https://inspirasikalbar.com/pantai-air-mata-permai-pesona-ketapang-saat-senja-dan-air-surut/

Parade tahun ini mengangkat tema “Bergandeng Erat, Bergerak Cepat, Gotong Royong Membangun Negeri”, yang mencerminkan semangat kolektif membangun Ketapang yang inklusif dan berakar pada kearifan lokal.

Setibanya di halaman Kantor Bupati, prosesi Sedekah Bumi berlangsung khidmat. Bupati menyerahkan secara simbolis gunungan hasil bumi kepada masyarakat. Warga menyambutnya dengan prosesi rebutan berkah, sebagai bagian dari tradisi leluhur yang terus hidup hingga kini.

“Budaya bukan untuk dikenang semata, tetapi harus terus kita hidupkan, rayakan, dan wariskan. Ketapang adalah tanah damai yang menerima semua anak bangsa. Dari tanah ini, kita bangun masa depan yang berakar dan bersatu,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *