Peran Guru Dalam Mempersiapkan Masa Depan Bangsa

InspirasiKalbar, Jakarta- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menekankan peran penting guru sebagai agen peradaban berkelanjutan bangsa.
“Pendidikan di Indonesia tidak boleh dipahami hanya sebatas transfer pengetahuan, melainkan transformasi yang membangun karakter, menumbuhkan empati dan memperkuat interaksi sosial, “ tegas Abdul Mu’ti saat menjadi pembicara kunci dalam sarasehan Guru Katolik se-Jakarta Barat yang mengangkat tema “Peran Guru dalam Mempersiapkan Masa Depan Peserta Didik” baru-baru ini.
https://inspirasikalbar.com/injourney-airports-raih-27-penghargaan-bergengsi-internasional/
Menurut Abdul Mu’ti, guru memiliki peran stratehgis dalam mendampingi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berempati dan menjaga kesantunan. Sejumlah langkah konkret telah dilakukan oleh kementrerian dalam mempergiat kapasita guru melalui Bimbingan Konseling (BK), pelaksanaan program Deep Learning bagi guru berbagai mata pelajaran serta pelatihan konseling bagi guru non BK.
Sarasehan yang berlangsung selama sehari dengan pembicara Mendikdasmen mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Sekira 400 guru dari sekolah Khatolik mendengar paparan yang disampaikan Mendikdasmen.
https://inspirasikalbar.com/18-tahun-kubu-raya-kantor-dprd-masih-nomaden/
Tema sarasehan “ Peran Guru dalam Mempersiapkan Masa Depan Peserta Didik “ sangat menarik sesuai penyampaian Mendikdasmen yang menekankan peran penting guru sebagai agen peradaban berkelanjutan bangsa.
Kepala Paroki Tomang Gereja Maria Bunda Karmel, Romo Agustinus Suryadi, menilai pesan yang disampaikan sangat relevan dengan tantangan pendidikan saat ini.
Romo Agustinus meyakini penguatan karakter tidak dapat berjalan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak secara berkelanjutan.
https://inspirasikalbar.com/bank-kalbar-dorong-pelayanan-prima-lewat-motivasi-dirut-di-sanggau/
“Kami siap mendukung program pemerintah demi terwujudnya pendidikan bermutu untuk semua,” tutur Romo Agustinus.
Sejumlah peserta juga berbagi pengalaman mereka dalam mengikuti berbagai kegiatan pelatihan sehingga bisa memahami tata cara menciptakan pembelajaran kontekstual, menarik dan mendorong murid berpikir kritis.(Jga)
