Perseteruan Perusahaan Memprovokasi Masyarakat Adat Dayak

Yohanes Nenes Minta Polda Kalbar segera Bertindak

Berita53 Dilihat

Inspirasikalbar, Pontianak – Yohanes Nenes, kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), meminta Polda Kalbar segera mengambil tindakan terkait perseteruan antara PT. Maulana Karya Persada (MKP), PT. Sinar Borneo Indah (SBI), dan PT. Multi Global Niaga (MGN).

Yohanes menegaskan, konflik ini berpotensi memicu bentrokan antar masyarakat adat Dayak di Pabrik PT SBI.

Menurut Yohanes, perseteruan ini di picu oleh dugaan provokasi terhadap masyarakat adat Dayak, yang melibatkan kelompok massa bayaran dari Kabupaten Landak dan Bengkayang.

Kelompok ini di sebut-sebut di koordinir oleh dua individu bernama Beni dan Lala, yang tinggal di Darit.

Yohanes menambahkan bahwa salah satu tokoh penting dalam konflik ini adalah Joko Pitoyo, yang mengaku sebagai Direktur Utama PT. MGN.

“Kami meminta Polda Kalbar segera mengambil langkah tegas, termasuk memasang police line pada pabrik, gudang, tangki, kernel, bahan baku, minyak miko, CPO, dan kantor perusahaan terkait. Jangan sampai konflik ini berlarut-larut dan memicu bentrokan di lapangan,” kata Yohanes, Jumat (20/12).

Lebih lanjut, Yohanes mengungkapkan bahwa salah satu tokoh dalam konflik ini, Pasaribu, telah di amankan oleh Denintel Kodam XII/Tanjungpura. Penangkapan ini menjadi bagian dari upaya pengamanan untuk mengurangi potensi eskalasi konflik.

Yohanes Nenes menegaskan berinvestasi di wilayah masyarakat dayak, jangan coba – coba mengadu domba, dan membuat gaduh. ” Perusahaan asing investasi di Kalbar yang berbuat gaduh harus di tindak tegas,”Tegasnya.

Pertemuan Tertutup di Hotel Mercure

Pada malam yang sama, sebuah pertemuan tertutup di gelar di Hotel Mercure, lantai 2, ruang Ramin.

Pertemuan ini di hadiri oleh sekitar 15 orang, termasuk Ali Basara, yang mengaku mendapatkn kuasa dari Bilal asif sosok Direktur PT SBI yang di Duga telah menjadi buronan Kejaksaan Jakarta Selatan.

Selain itu hadir sejumlah pengacara, perwakilan Koperasi Unit Desa (KUD), petani dan salah satu anggota DPRD Sanggau.

“Malam ini ada pertemuan untuk mengkondisikan situasi di lapangan. Namun, kami hadir, terlihat perubahan ekspresi di wajah mereka. Kami berharap pertemuan ini tidak mengarah pada upaya memanipulasi keadaan,” jelas Yohanes.

Yohanes menegaskan pentingnya perhatian khusus dari Polda Kalbar terhadap konflik ini, mengingat potensi bentrokan yang sangat besar. “Kami harap ini menjadi atensi serius bagi Krimum Polda Kalbar untuk segera mengambil tindakan sebelum situasi di lapangan semakin memanas,” tutupnya.