PETI Marak di Kapuas Hulu, Cukong Diduga Tantang Wartawan dan Aparat Penegak Hukum

Puluhan Drum Di Duga Bekas Menganggkut Solar

Puluhan Drum Di Duga Bekas Menganggkut Solar

Inspirasikalbar, Kapuas Hulu — Praktik Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali beraktivitas di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Aktivitas yang di duga ilegal ini di sebut-sebut semakin masif di kawasan Nanga Boyan atau Boyan Tanjung. Seorang cukong berinisial JV di sebut-sebut sebagai aktor utama di balik operasi tambang ilegal tersebut.

Menanggapi laporan dari masyarakat, tim investigasi dari Lembaga Informasi Data Investigasi Korupsi dan Kriminal Khusus Republik Indonesia (Lidik Krimsus RI) Wilayah Kalbar, Rabudin Muhammad, turun langsung ke lokasi pada Minggu, 11 Mei 2025 lalu.

Lokasi yang menjadi sasaran investigasi adalah kawasan Nanga Danau, Kecamatan Boyan Tanjung. Di sana, tim mendapati aktivitas penambangan emas ilegal yang berlangsung secara terbuka. Satu lanting (rakit) tambang terlihat beroperasi dengan suara mesin penyedot pasir dan material emas yang menggema di sepanjang aliran sungai.

Tak jauh dari lokasi tersebut, dua unit ekskavator merek Kobelco berkapasitas 20 ton juga terlihat aktif mengeruk tanah di tepi sungai. Dugaan kuat menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari aktivitas PETI sebelumnya yang kini kembali di hidupkan.

“Fakta di lapangan menunjukkan indikasi kuat pelanggaran hukum. Aktivitas ini harus di pertanyakan legalitasnya,” ujar Rabudin.

Mendesak aparat penegak hukum

Ia mendesak aparat penegak hukum, baik kepolisian, kejaksaan, maupun TNI, untuk segera mengambil tindakan tegas. “Kami meminta langkah cepat dan konkret dalam menertibkan aktivitas ini. Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut dan merusak lingkungan serta merugikan negara,” tegasnya.

Upaya konfirmasi kepada terduga cukong, JV, di lakukan pada Jumat, 22 Mei 2025, melalui pesan WhatsApp. Namun, tanggapan yang di terima redaksi justru mengundang kecaman. Dalam rekaman suara yang di terima, JV terdengar meremehkan peran media dan melecehkan profesi jurnalis.

“Wartawan itu nggak ada gunanya, mau lapor-lapor saya nggak peduli dan nggak takut,” ujar JV dalam rekaman suara tersebut.

Tak hanya itu, JV membantah adanya temuan puluhan drum berisi solar subsidi yang di duga di gunakan untuk mendukung operasi tambang ilegal. Ironisnya, ia juga menuding media telah menerima uang darinya namun tetap memberitakan dirinya.

Pernyataan ini sontak memantik kemarahan dari kalangan jurnalis dan aktivis media. Mereka menilai ucapan JV tidak hanya melecehkan profesi wartawan, tetapi juga mengindikasikan adanya perlindungan dari oknum aparat terhadap praktik PETI.

“Jika memang benar ada wartawan yang menerima uang, tunjukkan siapa. Jangan menjadikan tuduhan sebagai tameng untuk menutupi kejahatan,” tegas Dedek black

Hingga berita ini di turunkan, aktivitas tambang emas ilegal di Boyan Tanjung masih berlangsung. Masyarakat mendesak penegakan hukum yang adil dan tidak tebang pilih, demi memutus rantai praktik PETI yang di duga melibatkan cukong besar dan oknum aparat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *