Pound Inggris Melambung Menjelang Kemenangan Partai Buruh

Internasional106 Dilihat

Inspirasikalbar, Inggris -Pound Inggris mengalami kenaikan signifikan menjelang pemilihan umum yang di prediksi akan di menangkan oleh Partai Buruh.

Masa depan mata uang Pound sangat bergantung pada kemampuan pemerintah yang baru, untuk meyakinkan investor  rencana mereka memperbaiki perekonomian.

Berdasarkan bobot perdagangan, sterling telah kembali ke tingkat yang belum pernah terlihat sejak pemungutan suara Brexit pada tahun 2016.

Para pedagang mata uang bertaruh bahwa era panjang volatilitas di bawah partai Konservatif yang berkuasa akan segera berakhir.

Jika Partai Buruh menang, pada pemilu 4 Juli mendatang, mereka akan di hadapkan pada tantangan masalah ekonomi.

Utang publik Inggris terhadap PDB saat ini berada pada titik tertinggi dalam 63 tahun dan investasi asing langsung telah menurun selama empat dari lima kuartal terakhir hingga akhir tahun 2023.

Untuk menghindari pemotongan belanja, Partai Buruh kemungkinan perlu menaikkan pajak atau meningkatkan pinjaman, menurut lembaga think tank Institut Studi Fiskal.

Sterling yang dulu merupakan mata uang cadangan dunia, kini di perdagangkan di bawah rata-rata per dolar dalam empat dekade sebelum 2016.

Namun pada kisaran $1,27, kinerjanya telah mengungguli semua mata uang utama lainnya tahun ini. Nilai tukar ini telah berbalik tajam dari rekor terendahnya sebesar $1,03 pada tahun 2022.

Saat itu mantan Perdana Menteri Konservatif Liz Truss meluncurkan anggaran kecil yang kekurangan dana yang memicu kehancuran pasar obligasi, meningkatkan biaya utang, dan memperburuk inflasi.

Volatilitas sterling telah memberikan dampak negatif pada ekonomi Inggris, karena menciptakan lingkaran umpan balik negatif.

Penelitian dari profesor keuangan Universitas Liverpool, Costas Milas, menemukan ketidakpastian kebijakan ekonomi di Inggris sejak tahun 2016.

Hal itu menyebabkan tekanan pada pasar keuangan, termasuk peningkatan volatilitas nilai tukar, memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Para analis percaya,  Pemerintahan pemenang dari Partai Buruh memiliki kebijakan yang dapat di dukung pasar, sehingga dapat membalikkan siklus tersebut.

Jika Partai Buruh mematuhi pedoman dan memberikan rasa tanggung jawab fiskal, hal ini akan memberikan dukungan besar bagi sterling.

Pasar uang memperkirakan pemotongan suku bunga serupa dari Bank of England dan Bank Sentral Eropa tahun ini. Namun, kebijakan fiskal Partai Buruh  masih belum di ketahui.

Analis memperkirakan sterling rata-rata akan melayang hingga $1,2875 dalam 12 bulan ke depan.

Beberapa pihak melihat risiko lebih jauh jika Partai Buruh terlalu jauh ke kiri, yang dapat mempengaruhi investasi jangka panjang.

Ekonom senior Pictet Asset Management Inggris, Nikolay Markov, memperkirakan Partai Buruh akan mengikuti skenario investasi besar-besara,

Hal itu bersifat inflasi sehingga berdampak negatif pada pasar obligasi dan sterling.

Inggris telah bergulat dengan inflasi yang lebih tinggi di bandingkan negara-negara kaya lainnya, mencapai 11,1% pada tahun 2022.

Menurut perhitungan Oxford Economics, Depresiasi sterling sebesar 10% akan menambah persentase inflasi Inggris selama dua tahun,

Keir Starmer telah menyusun janji untuk merangsang investasi di bidang perumahan dan infrastruktur, yang sejalan dengan kebijakan Presiden AS Joe Biden.

Roger Bootle, mantan penasihat ekonomi Menteri Keuangan Inggris Kenneth Clarke pada tahun 1990-an, mengatakan kepala keuangan Starmer, Rachel Reeves, kemungkinan akan “menjaga pengeluaran tetap ketat”.

Namun, jika pemotongan Partai Buruh semakin membebani layanan publik, para pemilih yang marah mungkin akan beralih ke partai-partai populis, sehingga menghilangkan harapan Inggris untuk membangun kembali hubungan dagang dengan Eropa.

Sumber :reuter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *