Ritual Adat Meruba Hulu Aik

Adat Budaya

Berita, Daerah249 Dilihat

InspirasiKalbar, Ketapang – Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, yang juga menjabat sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh, menghadiri Kegiatan Ritual Adat Meruba, Ngase Minyak, dan Ganti Ompint Pusaka Bosi Koliknk Tungkat Rayat Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik Tahun 2024 pada Selasa (25/06/2024).

Acara tersebut berlangsung di Laman Sengkuang, Desa Benua Kerio, Kecamatan Hulu Sungai.

Kegiatan yang berlangsung dari 24 hingga 26 Juni 2024 ini merupakan bagian dari Ritual Adat Meruba, yakni ritual pencucian atau pembersihan Pusaka Kerajaan Hulu Ai’k.

Pusaka itu telah ada sejak zaman Raja Yang Mulia Siak Bahulun, atau yang di kenal dengan nama Todung Rosi (Cikal bakal Kerajaan Tanjung Pura Kuno).

Putri Dayang Putung, putri dari Raja Siak Bahulun, menikah dengan Prabu Jaya dari Kerajaan Singosari (Cikal Bakal Kerajaan Majapahit).

Prabu Jaya kemudian mendirikan kerajaan baru bernama Tanjung Pura di era kejayaan Majapahit. Todung Rosi dikenal karena ketegasannya saat memimpin rakyatnya.

Ritual Adat Meruba ini masih di laksanakan hingga era Raja ke-51, Petrus Singa Bansa. Pada kesempatan ini, Raja Petrus Singa Bansa menobatkan Alexander Wilyo sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Ai’k, dengan gelar Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua.

Kerajaan Hulu Ai’k merupakan satu-satunya kerajaan Dayak yang masih eksis hingga saat ini, di buktikan dengan masih adanya Pusaka-Pusaka Kerajaan dan Prasasti Lingga (batu bertulis sanskerta).

“Mari bersama kita dukung dan sukseskan Ritual Adat Meruba sebagai ikon budaya,” ajak Sekda. (Prokopim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *