TNI Tangkap Lebih Enam Kilo Sabu Melalui Program Radar Embrio Anti Narkoba

Narkoba

Berita, Daerah, Hukum, Nasional276 Dilihat

InspirasiKalbar, Pontianak – Keberhasilan Kemanunggalan TNI AD dan masyarakat melalui Program Radar Embrio Anti Narkoba kembali terbukti dengan di gagalkannya penyelundupan narkoba seberat ± 6.3 Kilogram.

Upaya ini di lakukan oleh Satgas Pamtas RI-Malaysia Batalyon Kavaleri 12/Beruang Cakti di daerah Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat.

Kasiintel Korem 121/ABW, Kolonel Inf Johnson M Sitorus, menyampaikan bahwa keberhasilan ini berawal dari informasi masyarakat yang berpartisipasi dalam program Radar Embrio Anti Narkoba.

Warga melaporkan adanya aktivitas mencurigakan di salah satu jalan tikus di sekitar daerah Jagoi Babang.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Brigjen TNI Luqman Arief sebagai Dankolakops segera memerintahkan operasi kepada Satgas Yonkav 12/Beruang Cakti untuk membentuk tim pengintaian dan penyergapan di wilayah sasaran.

Pada Jumat, 26 Juli 2024, sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, tim pengintai mendeteksi pergerakan dua orang yang mengendarai sepeda motor di jalan yang di awasi.

Saat di ikuti, kedua orang tersebut berusaha kabur dan melemparkan bungkusan mencurigakan ke tepi jalan yang penuh semak belukar.

“Tim segera melakukan sweeping di area tersebut dan menemukan enam bungkusan yang setelah di periksa berisi sabu dengan total berat ± 6.3 kilogram,” katanya.

Ia menambahkan, tidak lama setelah itu, kedua orang terduga penyelundup kembali ke lokasi untuk mengambil paket yang mereka buang.

Tim yang sudah siap siaga segera menangkap mereka dan mengamankan di Pos Pamtas terdekat.

Pengembangan dari penangkapan ini berhasil menambah satu orang lagi yang terduga sebagai bagian dari jaringan penyelundup barang haram tersebut.

Brigjen TNI Luqman Arief mengapresiasi kolaborasi antara TNI dan masyarakat yang telah terjalin baik selama ini melalui Program Radar Embrio Anti Narkoba.

“Dengan dasar kolaborasi ini, saya yakin pengawasan perbatasan RI-Malaysia akan berjalan lebih optimal,” tuturnya. (Ce)