Kekhawatiran AS Meningkat atas Stok Pencegat Rudal Israel

Inspirasikalbar, Tehran– Ketika agresi Israel terhadap Iran memasuki hari keenam, pejabat Amerika Serikat di laporkan semakin cemas akan penipisan persediaan pencegat rudal canggih Israel.
Sebuah laporan dari Middle East Eye, mengutip seorang pejabat senior AS yang akrab dengan upaya pasokan ulang, menyatakan bahwa Israel menghabiskan cadangan pencegat rudal balistiknya dengan “cepat”.
Kekhawatiran ini kian mendalam di pemerintahan AS. Ada kekhawatiran bahwa serangan langsung Amerika terhadap Iran dapat memicu respons besar-besaran dari Iran terhadap Israel. Skenario ini berpotensi menyebabkan penarikan besar-besaran inventaris pencegat global AS, seperti yang dilaporkan Press TV.
Sejak 13 Juni, operasi militer balasan Iran yang di namakan True Promise III telah memberikan dampak signifikan tidak hanya pada kompleks industri militer Israel, tetapi juga pada sistem pertahanan udaranya yang terus menipis.
Baca juga :https://inspirasikalbar.com/25-oknum-tni-kodam-xii-tanjungpura-terlibat-pelanggaran/
Pertahanan udara Arrow di kembangkan bersama oleh AS dan Israel
Sistem pertahanan udara Arrow, yang di kembangkan bersama oleh AS dan Israel untuk mencegat ancaman balistik jarak jauh, di kenal mahal dan sulit untuk diisi ulang. Tantangan Israel dalam mengisi kembali pencegat ini telah berlanjut sejak operasi True Promise I pada April 2024, yang merupakan respons terhadap serangan Israel terhadap misi di plomatik Iran di Suriah.
“Jenis pencegat yang di butuhkan untuk menembak jatuh rudal balistik mahal dan sulit di produksi dalam jumlah besar,” ujar Dan Caldwell, mantan pejabat senior Pentagon, seperti di kutip dalam laporan tersebut. Ia memperingatkan bahwa Israel dan AS mungkin perlu segera berbagi persediaan senjata mereka, terutama mengingat pengeluaran sebelumnya untuk melawan serangan militer Yaman.
“Kami tidak tahu berapa banyak lagi yang bisa di luncurkan Iran,” kata Josh Paul, mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS yang mengundurkan diri sebagai protes atas dukungan AS terhadap konflik di Gaza. “Saya pikir masalahnya lebih pada peluncur daripada rudal.”
Baca Juga : https://inspirasikalbar.com/wabup-kubu-raya-buka-osso-sambut-han-2025/
Mediasi antara Washington dan Teheran
Tiga pejabat Arab yang terlibat dalam mediasi antara Washington dan Teheran mengungkapkan kepada sebuah situs berita Qatar bahwa mereka yakin keterlibatan langsung AS dalam serangan Israel terhadap Iran semakin mungkin terjadi. Banyak pihak bahkan telah menggambarkan Washington sebagai “pihak yang turut berperang”.
Sebuah laporan menyebutkan bahwa seorang pejabat pertahanan AS mengklaim Angkatan Laut AS telah menggunakan pencegat berbasis kapal SM-3 untuk menembak jatuh rudal Iran dari Mediterania timur, seraya menambahkan bahwa persediaan ini tidaklah tak terbatas.
Pada hari Selasa, beberapa jam setelah secara langsung mengancam Iran, Trump mengadakan pertemuan di Ruang Situasi dengan penasihat keamanan nasionalnya, menurut laporan media AS.
Menurut para analis, Trump tampaknya berada di bawah pengaruh Netanyahu dan lobi Israel yang berpengaruh di Washington, yang mendesaknya untuk melanjutkan serangan langsung, meskipun banyak penasihatnya memperingatkan terhadap langkah gegabah tersebut. Trump bahkan di laporkan mengabaikan penilaian terbaru dari direktur intelijen nasional AS, Tulsi Gabbard, yang dengan jelas menekankan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.
“MENYERAH TANPA SYARAT!” tulis Trump dalam unggahan media sosial pada hari Selasa, yang oleh banyak pihak di anggap sebagai peringatan langsung terhadap Iran dan indikasi kolusinya dengan Netanyahu.