Bank Kalbar Resmi Luncurkan KRIS Dinamis Dorong Transaksi Digital

Foto : ROKIDI, SE., M.M. Direktur Utama
Inspirasikalbar, Kubu Raya – Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi, resmi meluncurkan produk KRIS Dinamis di Kabupaten Kubu Raya, Minggu (24/8). Program ini merupakan pengembangan dari sistem QRIS yang sebelumnya telah di perkenalkan di Kota Pontianak, dengan fokus khusus untuk mendukung pembayaran pajak dan kepentingan daerah.
“Hari ini kita sekaligus melaunching KRIS Dinamis di Kubu Raya, setelah sebelumnya dilakukan di Pemkot Pontianak. Harapannya KRIS Dinamis ini bisa mengakomodasi kebutuhan pemerintahan daerah, terutama profesi keuangan dalam rangka penerimaan daerah,” ujar Rokidi.
Menurutnya, meski Bank Kalbar sebelumnya sudah mengeluarkan layanan QRIS yang bisa di gunakan masyarakat untuk transaksi non-tunai secara umum, KRIS Dinamis memiliki fungsi yang lebih spesifik.
“Produk ini sudah di setujui oleh Bank Indonesia. Bedanya dengan QRIS biasa, KRIS Dinamis ini memisahkan transaksi antara keuangan daerah dengan pajak. Jadi lebih fokus untuk pembayaran pajak, seperti kendaraan dan penerimaan daerah lainnya,” jelas Rokidi.
Dirut Bank Kalbar tersebut menambahkan bahwa adopsi QRIS di Kalimantan Barat sudah cukup tinggi dibandingkan wilayah lain. “Penggunaan QRIS di Kalbar sudah di atas 82 persen. Tapi tentu kita terus maksimalkan agar masyarakat bisa terbiasa. Intinya, kita ingin masyarakat tidak lagi selalu menggunakan uang tunai. Karena semakin banyak uang tunai beredar, semakin tinggi pula risiko inflasi,” paparnya.
Lebih jauh, Rokidi menekankan bahwa implementasi KRIS Dinamis juga akan memberikan manfaat berupa efisiensi biaya. “QRIS ini pada dasarnya untuk efisiensi. Semakin banyak yang menggunakan transaksi non-tunai, semakin hemat biaya operasional, baik bagi masyarakat maupun pemerintah daerah. Prinsipnya efisiensi, efisiensi, dan efisiensi,” tegasnya.
Peluncuran KRIS Dinamis di Kubu Raya ini mendapat perhatian luas karena dipandang sebagai langkah strategis dalam mendukung digitalisasi transaksi keuangan daerah. Dengan target memperluas penggunaannya hingga ke berbagai kabupaten/kota di Kalbar, Bank Kalbar optimistis sistem ini akan semakin memperkuat penerimaan pajak daerah sekaligus mendorong literasi digital keuangan di masyarakat.