Gempa di Kapuas Hulu, Peringatan Wacana PLTN Kalbar Berpotensi Jadi Ancaman Manusia

Berita, Nasional, Politik121 Dilihat

InspirasKalbar, Pontianak – Gempa berkekuatan magnitudo 4,3 mengguncang wilayah di kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat pada Senin (25/3) pukul 18.54 WIB.

 

Menurut data dari Wahana lingkungan hidup (Walhi) Kalbar Di wilayah kabupaten yang sama tepatnya di Desa Jelemuk dan Desa Nanga Mandai beberapa waktu sebelumnya yakni pada Selasa (19/3) juga terjadi guncangan gempa bumi lokal yang terjadi sebanyak 3 kali.

 

Lebih jauh, Walhi Kalbar juga mencatat, Kejadian gempa serupa lainnya juga pernah terjadi pada sejumlah wilayah Kalimantan Barat lainnya seperti di Kota Pontianak (Magnitudo 2,6, pukul 04.43 WIB, Juli 2023), di Landak-Bengkayang (Magnitudo 4,0, pukul 17.24 WIB, Juni 2023), di Ketapang (Magnitudo 5,0, pukul, pukul 05.09 WIB, Juli 2022), Sintang (Magnitudo 3,1, Maret 2019), di Ketapang (Magnitudo 4,9, pukul 05.09, Juli 2022) serta di sejumlah wilayah lainnya dengan waktunya yang beragam selama ini.

 

Ketua Walhi Kalbar Hendrikus Adam menyatakan “Goncangan gempa pada sejumlah wilayah Kalimantan Barat yang terjadi mengkonfirmasi bahwa provinsi di pulau Kalimantan ini yang kini jadi target pendirian tapal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ini tidak sedang baik-baik saja”

 

Berbagai risiko ancaman dari fenomena alam dimaksud sangat mungkin terjadi, termasuk risiko kecelakaan reaktor PLTN bila ke depan tetap dipaksakan untuk dibangun.

 

Atas sejumlah potensi risiko gempa maupun potensi bencana ekologis yang selama ini terjadi di Kalimantan Barat, Walhi mengingat kan pemerintah.

 

“maka kami ingin mengingatkan agar Presiden sebagai kepala pemerintahan tidak memaksakan pendirian PLTN yang sejatinya berbahaya bagi keselamatan rakyat dan lingkungan hidup. Tentu saja, kita tidak menghendaki segenap warga Kalimantan Barat terpapar radiasi berbahaya sebagaimana kejadian tragis yang pernah terjadi seperti di Ukraina tahun 1986, di Jepang tahun 2011” kata Adam.

 

Pemerintah sebaiknya mengoptimalkan listrik dari potensi energi terbarukan yang selama ini masih belum teroptimalkan.

 

“Tentu saja sangat berbahaya bila bencana meledaknya reaktor PLTN akibat gagal teknologi, human error maupun karena faktor kebencanaan akhirnya terjadi dan dialami di Kalimantan Barat” kata Adam.

 

Sebelum potensi situasi buruk tersebut dimulai dan esok terjadi di Kalimantan Barat, maka kami mengingatkan dan mengajak segenap warga untuk bersama-sama mencegah kemungkinan terjadinya bencana tragis paparan nuklir terhadap lingkungan hidup dan kemanusiaan dengan tidak memaksakan dibangunnya PLTN di Kalimantan Barat. (Rls)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *