Ratusan Jurnalis Gugur Akibat Serangan Keji Israel ke IRIB

iLustrasi
Inspirasikalbar, Teheran — Serangan brutal kembali dil ancarkan oleh militer Israel pada Senin (16/6), kali ini menyasar kantor pusat Penyiaran Republik Islam Iran (IRIB) di Teheran. Serangan bom itu menghantam langsung gedung utama IRIB saat tim redaksi tengah menyiarkan berita secara langsung.
Sedikitnya empat ledakan mengguncang bangunan tersebut, yang menjadi pusat operasional departemen berita IRIB. Saat kejadian, pembawa berita Sahar Emami sedang membaca laporan terkini. Meski gedung sempat bergetar keras akibat ledakan pertama, ia tetap melanjutkan siaran dengan suara tegas.
“Allahu Akbar,” serunya lantang. Kalimat itu langsung menarik perhatian publik internasional, menyoroti kebrutalan serangan yang menyasar lembaga media nasional.
Tak lama setelah ledakan pertama, ledakan kedua membuat studio di selimuti asap dan debu tebal. Emami sempat mengungsi demi keselamatan, namun ia kembali ke studio dan bergabung dengan Direktur Berita IRIB sekaligus Wakil Urusan Politik, Hassan Abedini.
“Jika aku mati, akan ada orang lain yang menggantikan dan meneruskan tugas mengungkap kejahatanmu kepada dunia,” ucap Emami dengan berani, menatap tajam ke arah kamera.
Baca juga : https://inspirasikalbar.com/infinix-gt-30-pro-resmi-diluncurkan-smartphone-gaming/
Abedini kemudian tampil di siaran langsung dan secara tegas mengecam serangan tersebut. Ia menyebut aksi itu sebagai bentuk teror terhadap jurnalis dan kebebasan pers.
Wartawan IRIB mengalami luka-luka akibat ledakan
Beberapa wartawan IRIB mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. Hingga kini, pemerintah Iran masih mengumpulkan data untuk memastikan jumlah korban secara menyeluruh.
Militer Israel secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, memicu kemarahan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Iran dan komunitas internasional.
Baca Juga :https://inspirasikalbar.com/singkawang-kota-yang-menyapa-dengan-warna-dan-doa/
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. Juru bicaranya, Esmaeil Baghaei, menegaskan bahwa aksi Israel telah melanggar hukum internasional. “Dunia sedang menyaksikan. Menargetkan kantor berita selama siaran langsung adalah bentuk nyata kejahatan perang,” tulis Baghaei melalui akun media sosial X.
Iran juga menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera bertindak dan menghentikan kebrutalan yang dilakukan rezim Zionis terhadap infrastruktur sipil dan media.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) turut mengeluarkan pernyataan resmi. Mereka menyebut serangan terhadap IRIB sebagai tindakan tidak manusiawi dan kriminal, serta bagian dari strategi teror Israel terhadap bangsa Iran.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) turut mengutuk serangan tersebut. Perwakilan CPJ untuk Asia Barat, Sara Qudah, menyatakan keprihatinan mendalam. “Kami terkejut melihat bagaimana Israel dengan sengaja menyerang media selama siaran langsung. Impunitas atas pembunuhan hampir 200 jurnalis di Gaza telah mendorong Israel menyerang media di wilayah lain,” ujar Qudah dalam keterangan resminya.
Baca Juga : https://inspirasikalbar.com/merawat-warisan-budaya-kalimantan-barat-harmoni-dalam-keragaman/
Israel memang memiliki rekam jejak panjang dalam aksi kekerasan terhadap jurnalis. Sejak Oktober 2023, lebih dari 250 jurnalis Palestina dilaporkan tewas akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
Serangan terhadap IRIB terjadi hanya beberapa hari setelah Israel meluncurkan agresi besar-besaran ke berbagai wilayah di Iran, termasuk ibu kota Teheran, pada Jumat (13/6). Serangan tersebut menewaskan sejumlah pejabat militer tinggi, ilmuwan nuklir, dan warga sipil — termasuk perempuan dan anak-anak.
Sebagai bentuk pembalasan, Iran meluncurkan serangan balistik dan drone ke wilayah Israel pada Jumat malam. Operasi militer itu berlanjut selama akhir pekan, sebagai bagian dari kampanye pembalasan bernama Janji Sejati III.
Sumber : presstv.co.uk