Rizaludin: Jurnalis Siber Harus Jaga Idealisme Profesionalisme

WhatsApp Image 2025-07-13 at 21.54.39

Caption: Ketua Dewan Pakar DPP PJS, Rizaludin Kurniawan saat menyerahkan Pataka PJS kepada Ketua DPP PJS Terpilih Mahmud Marhaba usai Munas II, Palu (13/07/2025).

Inspirasikalbar, Palu Ketua Dewan Pakar Pro Jurnalismedia Siber (PJS), Rizaludin Kurniawan, menegaskan bahwa jurnalis media siber wajib menjaga idealisme dan profesionalisme di tengah tantangan industri media yang terus berubah dan makin kompetitif. Hal itu ia sampaikan dalam pembekalan Musyawarah Nasional (Munas) II Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PJS di Palu, Sulawesi Tengah, yang berlangsung pada 13–15 Juli 2025.

Dalam kapasitasnya sebagai akademisi dan dosen Komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rizaludin memaparkan enam poin utama yang menurutnya harus menjadi pegangan jurnalis di era digital. Ia menekankan bahwa profesi wartawan harus tetap dilandasi oleh semangat perjuangan dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

“Jurnalis siber harus tetap menjaga idealisme sebagai wartawan pejuang. Semangat untuk mengawal dan mengisi kemerdekaan Indonesia harus menjadi bagian dari integritas profesional,” ujar Rizaludin di hadapan para peserta Munas.

Menurutnya, peran jurnalis tidak sebatas menyampaikan informasi. Jurnalis juga harus berkontribusi aktif dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, memperkuat ketahanan nasional, dan mencerdaskan kehidupan publik.

“Kita tidak boleh melupakan bahwa jurnalisme adalah pilar penting dalam demokrasi. Jurnalis memiliki peran strategis dalam membentuk opini, mendorong transparansi, serta menjaga akuntabilitas kekuasaan,” jelasnya.

Rizaludin mengingatkan bahwa integritas, kompetensi, dan profesionalisme adalah fondasi utama dalam kerja jurnalistik. Tanpa ketiganya, media sangat rentan terhadap pengaruh kepentingan jangka pendek yang dapat merusak kepercayaan publik.

“Tanpa integritas dan profesionalisme, media akan mudah tergelincir. Akibatnya, publik kehilangan kepercayaan, dan jurnalisme tidak lagi menjadi rujukan,” katanya.

Jurnalis di tuntut untuk terus beradaptasi

Selain itu, ia menyoroti tantangan disrupsi teknologi yang mengubah pola konsumsi informasi masyarakat. Jurnalis di tuntut untuk terus beradaptasi, tidak hanya dari sisi keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman terhadap dinamika industri media yang mengarah pada efisiensi dan keberlanjutan.“Kita tidak bisa menolak perubahan. Tapi kita bisa mengelolanya. Maka jurnalis harus terus belajar, berinovasi, dan mengikuti perkembangan zaman,” ujar Rizaludin.

Ia juga mendorong jurnalis untuk memahami aspek manajerial dan bisnis media. Baginya, media yang sehat secara finansial akan mampu menjamin kesejahteraan pekerja pers dan menjaga kelangsungan profesi.

“Jurnalis juga harus memahami manajemen media. Media siber harus menjadi perusahaan yang sehat dan berkelanjutan, agar bisa menjamin kesejahteraan wartawan dan masa depan profesi ini,” tegasnya.

Menutup pemaparannya, Rizaludin mengingatkan bahwa kesejahteraan dan kepastian karier adalah bagian tak terpisahkan dalam menjaga independensi kerja jurnalistik.

“Tanpa kepastian dan penghargaan terhadap kerja jurnalistik, idealisme hanya akan menjadi slogan. Kita harus membangun ekosistem media yang sehat dan berkeadilan,” tuturnya.

Pernyataan Rizaludin menjadi salah satu landasan pemikiran dalam proses konsolidasi PJS yang kini tengah mempersiapkan diri sebagai calon konstituen Dewan Pers. Munas II PJS sendiri menjadi momentum strategis untuk menyatukan langkah dan meningkatkan kapasitas kelembagaan serta profesionalisme jurnalis media siber di seluruh Indonesia.

Munas yang di ikuti oleh perwakilan pengurus dari berbagai daerah ini juga membahas berbagai tantangan aktual dalam dunia pers siber, termasuk perlindungan hukum terhadap jurnalis, peningkatan kualitas pemberitaan, serta penguatan kode etik jurnalistik dalam praktik media digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *