Walhi Mencium Ada Potensi Dampak Lingkungan dan Pelanggaran HAM di PT BAI

Walhi Kalbar

Berita, Nasional196 Dilihat

InspirasiKalbar, Mempawah –Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Barat mengadakan silaturahmi dan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Mempawah, Selasa sore 02 Juli 2024.

Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk membahas upaya pemerintah dalam menyelamatkan Wilayah Kelola Rakyat (WKR) serta mengatasi dampak potensial dari operasional PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di kawasan lanskap Sungai Kunyit.

Dalam audiensi yang di terima langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Mempawah, Ismail, Walhi Kalimantan Barat mencoba mengkonfirmasi langkah-langkah yang akan di ambil pemerintah jika terjadi dampak negatif akibat beroperasinya PT BAI di wilayah tersebut.

Direktur Walhi Kalimantan Barat, Hendrikus Adam, mengatakan, bahwa pihaknya mencatat adanya potensi dampak lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia jika perusahaan tersebut beroperasi tanpa pengawasan yang ketat.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pj Bupati Mempawah yang berkenan menerima kami. Melalui kesempatan ini, kami berupaya mengkomunikasikan langkah-langkah yang perlu di ambil jika terjadi hal yang tidak diinginkan,” jelas Hendrikus Adam.

Walhi Kalbar juga menekankan pentingnya penjelasan terkait penataan dan pembuangan limbah lumpur merah hasil bayer yang di hasilkan oleh perusahaan. Mereka meminta penjelasan tentang teknologi pengolahan limbah, lokasi pembuangan, dan berbagai aspek lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Pj Bupati Mempawah, Ismail, menegaskan bahwa pihaknya akan memanggil PT BAI untuk meminta kejelasan terkait bagaimana perusahaan tersebut akan mengelola limbahnya.

“Kami akan memanggil perusahaan untuk mengetahui bagaimana mereka akan menangani pembuangan limbahnya,” janji Ismail.

Ismail juga menyampaikan terima kasih atas informasi yang diberikan oleh Walhi Kalbar. Hingga saat ini, pihaknya belum menerima informasi yang jelas mengenai penanganan limbah dari operasional PT BAI yang merupakan program strategis nasional.

Selain audiensi, Walhi Kalbar juga menyampaikan undangan untuk di skusi terfokus yang akan di gelar pada 12 Juli 2024. Diskusi ini bertujuan untuk menggali pandangan dari berbagai pihak terkait potensi dampak operasional perusahaan.

Sebagai simbol untuk mengingatkan agar dampak negatif seperti yang di alami warga korban perkebunan kayu di Ketapang tidak terjadi di sekitar lanskap Sungai Kunyit, Walhi Kalimantan Barat menyerahkan buku komik

“Orang-orang Sabar Bubu, Penjaga Tanah Leluhur,” kronik kehadiran perusahaan perkebunan kayu, serta kaos bertuliskan ‘Keadilan Ekologis’ kepada Pj Bupati Mempawah. (RED)