InspirasiKalbar, Pontianak – Akun Instagram resmi Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat menjadi sasaran kritik tajam warganet.
Gelombang komentar pedas ini muncul setelah viralnya video pemukulan terhadap seorang mahasiswa koas Universitas Sriwijaya (Unsri), Lutfi.
Peristiwa ini diduga melibatkan Lady Aurelia Pramesti, putri dari Kepala BPJN Kalbar, Dedy Mandarsyah.
Serbuan Warganet di Media Sosial
Komentar warganet membanjiri unggahan di akun Instagram BPJN Kalbar, bahkan beberapa di antaranya langsung di hapus oleh admin akun tersebut. Hal ini justru semakin memicu kemarahan publik.
“Kalau komennya dihapus tandanya apa? Udah nggak bener nih instansi, perlu diselidiki!” tulis akun cdis-.
“Tolong anak Pak Dedy disuruh saja stop jadi mahasiswa kedokteran, GAK COCOK! Kalau nggak mau jaga malam, nggak usah masuk FK,” sindir akun hasan-glory01.
Akun afifakhru bahkan menyebut, “Min, lu digaji negara buat apusin komen? Tupoksi ginian diembat? Masuk akal kah?”
Tak hanya itu, sejumlah warganet juga menandai akun Instagram Presiden Prabowo Subianto dan Partai Gerindra, meminta agar kasus ini menjadi perhatian serius.
Polisi Tetapkan Sopir sebagai Tersangka
Dalam perkembangan kasus, pihak kepolisian telah menetapkan sopir pribadi Lady sebagai tersangka. Polisi memastikan akan memanggil Lady dan orangtuanya untuk dimintai keterangan. Dugaan penganiayaan ini juga menuai kecaman keras dari pihak Universitas Sriwijaya.
Polda Sumatera Selatan menyatakan akan segera memeriksa majikan sopir tersebut dan memastikan proses hukum berjalan sesuai prosedur.
Sorotan Kekayaan Kepala BPJN Kalbar
Gelombang kritik juga merembet ke dugaan lain, termasuk harta kekayaan Kepala BPJN Kalbar, Dedy Mandarsyah, yang di laporkan mencapai Rp9,4 miliar. Warganet bahkan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan.
Direktur Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN KPK, Hendra Helmijaya, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang melakukan analisis terhadap laporan kekayaan Dedy.
“Berita itu sudah menjadi perhatian kami. Saat ini sedang di lakukan analisis awal untuk menentukan apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Hendra, Sabtu (14/12).
Kontroversi Lain Dedy Mandarsyah
Dedy Mandarsyah baru menjabat sebagai Kepala BPJN Kalbar sejak Oktober 2024. Meski baru tiga bulan bertugas, namanya sudah terlibat sejumlah kontroversi. Sebelumnya, ia di beritakan tinggal di sebuah hotel di kawasan Jalan Gajahmada, Pontianak, karena belum memiliki rumah dinas.
Lebih jauh, seorang kepercayaannya berinisial RZ di duga meminta sejumlah uang dari kontraktor dengan janji proyek dari BPJN.
Namun, hingga saat ini proyek tersebut tak kunjung terealisasi. Uang tersebut di duga digunakan untuk kebutuhan operasional karena Dedy belum memiliki fasilitas resmi.
Belum Ada Klarifikasi Resmi
Hingga berita ini di terbitkan, pihak BPJN Kalbar belum memberikan pernyataan resmi terkait berbagai tudingan yang menyeret nama Kepala BPJN Kalbar.
Kasus ini terus menjadi perhatian publik, baik di Kalimantan Barat maupun nasional. Akankah transparansi dan penegakan hukum mampu menjawab polemik yang berkembang? Publik menunggu tindakan nyata.