6 November 2025

Polda Kalbar Gelar Apel Siaga Hadapi Potensi Bencana Akhir Tahun

Polda Kalbar

Personel Polda Kalbar mengikuti Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam Tahun 2025 di halaman Mapolda Kalbar. (Foto/Humas)

InspirasiKalbar, Pontianak – Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam Tahun 2025 di halaman Mapolda Kalbar, Rabu (5/11). Kegiatan ini bertujuan memeriksa kesiapan personel dan sarana prasarana menghadapi potensi bencana di seluruh wilayah Kalimantan Barat.

Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto, memimpin apel bersama Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan, serta dihadiri unsur Forkopimda, TNI–Polri, BPBD, Basarnas, PMI, BMKG, pemerintah daerah, dan berbagai kelompok relawan serta masyarakat.

Kapolda menegaskan bahwa apel siaga ini menjadi langkah strategis untuk memastikan seluruh unsur siap menghadapi potensi bencana yang dapat muncul kapan saja.

“Kami melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kesiapan personel dan sarana prasarana. Semua pihak harus sigap, cepat, dan tepat dalam menghadapi potensi bencana agar keselamatan masyarakat tetap terjamin,” ujar Irjen Pipit.

Gubernur Ria Norsan Dukung Pesparani Katolik 2025 di Pontianak

Kapolda menjelaskan, laporan United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) 2025 menunjukkan bahwa lebih dari 124 juta orang di dunia terdampak bencana setiap tahun. Secara geografis, posisi Indonesia di jalur Ring of Fire menempatkan negara ini dalam zona dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia.

World Risk Index 2025 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga negara dengan potensi bencana alam tertinggi.

Data BNPB hingga 19 Oktober 2025 mencatat 2.606 kejadian bencana di Indonesia. Perinciannya meliputi 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan, 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, dan 4 erupsi gunung berapi. Bencana tersebut menelan 361 korban jiwa, 37 orang hilang, dan membuat lebih dari 5,2 juta warga mengungsi.

“Dampak bencana tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan trauma dan gangguan sosial. Karena itu, kami terus memperkuat langkah pencegahan dan penanganan yang berkesinambungan,” tegas Kapolda.

Dugaan Korupsi Dana Hibah, Kejati Kalbar Geledah Yayasan Mujahidin

Data BMKG menunjukkan 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi antara November 2025 hingga Januari 2026. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir, longsor, angin puting beliung, dan gelombang tinggi di berbagai daerah.

BMKG juga mencatat potensi fenomena La Niña pada periode November 2025 hingga Februari 2026. Meski tergolong lemah, fenomena ini tetap berpotensi meningkatkan curah hujan di atas normal, terutama di wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, dan Sulawesi Selatan.

Dalam arahannya, Kapolda menyampaikan delapan langkah utama yang harus dijalankan seluruh pihak untuk memperkuat kesiapsiagaan:

  1. Melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkelanjutan bersama BMKG dan instansi terkait.
  2. Menyampaikan informasi dan imbauan kamtibmas mengenai potensi ancaman bencana.
  3. Menyiapkan personel, sarana, prasarana, dan logistik tanggap darurat secara maksimal.
  4. Menyelenggarakan simulasi tanggap darurat secara rutin sebagai edukasi masyarakat.
  5. Mempercepat proses evakuasi, distribusi bantuan, pemulihan trauma, dan penanganan pascabencana.
  6. Menjalankan tugas kemanusiaan dengan empati, profesional, dan berorientasi pada keselamatan warga.
  7. Melaksanakan prosedur penanggulangan bencana dengan evaluasi berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat.
  8. Meningkatkan koordinasi lintas sektor antara TNI, Polri, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, pemerintah daerah, dan relawan.

Kapolda menekankan pentingnya sinergi agar pelaksanaan penanggulangan bencana berlangsung cepat, tepat, dan terpadu di lapangan.

“Setiap instansi harus bergerak sesuai fungsi masing-masing. Kesiapsiagaan yang kuat akan mempercepat penanganan darurat dan mengurangi dampak bencana,” ujarnya.

Kodaeral XII Gelar Panen Ketahanan Pangan Serentak Dukung Kemandirian Nasional

Menutup amanatnya, Kapolda mengutip pernyataan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna 20 Oktober 2025. Presiden menegaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi rakyat dari setiap ancaman, termasuk bencana alam.

“Kita memegang amanah rakyat untuk melindungi dari segala bahaya, termasuk bencana. Tugas ini bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk pengabdian terhadap kemanusiaan,” ujar Irjen Pipit.

Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Bayu Suseno, menegaskan komitmen Polri dalam memperkuat kesiapsiagaan tanggap darurat di Kalimantan Barat. Ia menjelaskan bahwa apel ini bukan acara seremonial, melainkan bagian dari upaya konkret memastikan seluruh personel dan peralatan siap menghadapi kondisi darurat.

“Kami memastikan kesiapan sumber daya, baik manusia maupun perlengkapan, agar bisa bergerak cepat saat bencana terjadi. Koordinasi lintas instansi terus kami perkuat supaya penanganan berjalan efektif dan terpadu,” jelas Kombes Bayu.

Harga Emas Antam Melejit, Momentum Investasi Meningkat Tajam

Ia menambahkan bahwa sinergi antarlembaga menjadi kunci keberhasilan dalam penanggulangan bencana.

“TNI, Polri, pemerintah daerah, BNPB, BMKG, Basarnas, PMI, dan relawan harus bergerak dalam satu sistem terpadu. Dengan komunikasi yang solid, kita bisa meminimalkan risiko dan mempercepat pemulihan masyarakat terdampak,” lanjutnya.

Kombes Bayu juga mengajak seluruh warga untuk lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang meningkat menjelang akhir tahun. Ia meminta masyarakat segera melapor kepada aparat jika menemukan tanda bahaya atau bencana di sekitar wilayahnya.

“Kesadaran masyarakat menjadi bagian penting dari sistem tanggap bencana. Laporkan segera setiap kondisi berisiko agar petugas dapat bertindak cepat. Polda Kalbar siap turun dan bekerja demi keselamatan warga,” tegasnya.

Apel kesiapsiagaan Polda Kalbar tahun 2025 menegaskan komitmen aparat dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam. Melalui sinergi antarsektor dan kesiapan personel di lapangan, seluruh elemen bertekad menjaga Kalimantan Barat tetap aman, tangguh, dan siaga menghadapi setiap potensi bencana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *