Warga Nanga Suhait Bantah Tuduhan Terlibat Kepengurusan PETI

ChatGPT Image 6 Jun 2025, 23.56.36 (1)

Ilustrasi

Inspirasikalbar, Kapuas Hulu Tiga orang warga Kecamatan Nanga Suhait, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, membantah tuduhan yang menyebut mereka sebagai pengurus dalam aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah tersebut. Mereka menegaskan, tuduhan itu tidak berdasar dan sepenuhnya tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Ketiga warga yang di sebut dalam pemberitaan media beberapa waktu lalu, masing-masing adalah Yessy yang akrab di sapa Abok, Indra Gunawan, dan Hendri. Mereka di sebut-sebut sebagai bendahara, pemungut lapangan, dan pemungut inkam dalam aktivitas PETI yang beroperasi di Desa Tanjung, Desa Tanjung Harapan, dan wilayah Batang Ramu.

Yessy atau Abok, dalam keterangannya, membantah tegas tuduhan tersebut. Ia menyatakan bahwa aktivitas tambang yang di lakukan selama ini merupakan inisiatif masyarakat sendiri, tanpa struktur kepengurusan seperti yang di tuduhkan.

“Selama ini pekerjaan itu kemauan masyarakat sendiri. Tidak ada yang mengatur atau mengelola secara formal. Kalau di sebut ada kepengurusan sebelumnya, itu juga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Semua masyarakat bekerja sendiri-sendiri,” ujar Yesi kepada wartawan, Kamis (6/6).

Menyimpulkan bahwa kegiatan PETI terorganisir.

Ia sangat menyesalkan pemberitaan media yang menyebut namanya secara langsung tanpa inisial dan menyimpulkan bahwa kegiatan PETI terorganisir.” Tidak ada struktur resmi, tidak ada bendahara,” tegasnya.

Senada dengan Yesi, Indra Gunawan membantah informasi yang menyebut dirinya sebagai pemungut lapangan. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah di tunjuk atau berperan sebagai pengurus dalam aktivitas tersebut.

“Dalam hal pemberitaan, media itu tidak benar. Kegiatan di Batang Suhaid di dasari atas keinginan masyarakat sendiri. Dan tidak ada panitia PETI seperti yang di sebutkan oleh media itu,” ujar Indra.

Sementara itu, Hendri, yang di tuduh sebagai pemungut inkam, dan tuduhan tersebut sangat merugikan nama baiknya. Ia berharap media lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang belum jelas kebenarannya.

“Dalam hal pemberitaan media, itu tidak benar. Kegiatan di Batang Suhaid murni kemauan masyarakat. Tidak ada kepengurusan seperti yang di beritakan. Kami hanya ingin hidup dari kerja keras kami, tanpa menyusahkan siapa pun,” kata Hendri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *