Direktur Eksekutif Walhi Kalbar Hendrikus Adam Tutup Usia Karena Sakit

Direktur Eksekutif WALHI Kalbar, Hendrikus Adam, tutup usia. (Foto/Dok)
InspirasiKalbar, Pontianak – Kalimantan Barat kehilangan salah satu pejuang lingkungan terbaiknya. Direktur Eksekutif WALHI Kalbar, Hendrikus Adam, tutup usia pada Selasa pagi, 17 Juni 2025 setelah berjuang melawan sakit yang di deritanya.
Kabar kepergian Adam memunculkan duka mendalam dari berbagai kalangan, termasuk dari Relawan Lasarus Kalbar. Ketua Relawan Lasarus Kalimantan Barat, Iin Irwansyah, menyampaikan langsung ungkapan belasungkawanya.
Ia mengaku sangat kehilangan sosok sahabat dan sesama alumni Universitas Tanjungpura, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP Untan) itu.
Baca Juga: https://inspirasikalbar.com/nongkrong-di-warung-kopi-di-kota-pontianak-lebih-dari-sekadar-ngopi/
“Keluarga besar Relawan Lasarus Kalimantan Barat turut berduka cita atas berpulangnya sahabat dan pejuang lingkungan Kalbar, Hendrikus Adam. Semangatmu akan terus hidup dalam perjuangan kami. Selamat jalan, Bung Adam,” ujar Iin Irwansyah dalam pernyataan tertulisnya.
Sosok Adam: Aktivis, Jurnalis, dan Sahabat yang Selalu Hadir untuk Bumi
Hendrikus Adam lahir di Desa Nahaya, Kabupaten Landak pada 19 Juli 1982. Ia meninggal dunia pada usia 42 tahun karena sakit, meskipun tidak pernah secara terbuka mengeluhkan kondisinya. Adam di ketahui menjalani proses cuci darah secara rutin, namun tetap aktif dalam berbagai kegiatan hingga hari-hari terakhirnya.
Hanya sepekan sebelum kepergiannya, Adam masih sempat menghadiri acara peluncuran buku di Desa Menyumbung, Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang, bersama rekan-rekannya. Sosoknya tetap hadir, berbagi semangat dan gagasan untuk perubahan meskipun tengah menghadapi ujian kesehatan.
Baca Juga: https://inspirasikalbar.com/h-bu-bantah-tuduhan-terlibat-peti-di-suhaid/
Adam dikenal luas sebagai aktivis lingkungan militan dan cerdas. Dalam kapasitasnya sebagai Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Barat, ia konsisten menyuarakan isu-isu lingkungan, keadilan ekologis, dan hak-hak masyarakat adat.
Ia juga aktif di organisasi kemahasiswaan seperti PMKRI serta berbagai gerakan sosial lainnya. Selain itu, ia pernah mengabdi sebagai jurnalis di media Kalimantan Review sejak 2007, menulis dan mengangkat berbagai persoalan masyarakat dari akar rumput.
Jejak yang Tak Akan Terhapus
Kiprah Adam bukan hanya soal advokasi dan demonstrasi, melainkan tentang harapan dan keberpihakan. Ia di kenal rendah hati, mudah bergaul, dan punya daya tarik tersendiri di kalangan aktivis, akademisi, hingga jurnalis.
Baca Juga: https://inspirasikalbar.com/kayong-utara-kompak-dukung-swasembada-pangan-bupati-dan-kapolres-panen-jagung-bersama/
Kepergiannya menyisakan duka, tetapi juga menumbuhkan semangat baru di hati mereka yang pernah bersamanya. Banyak pihak mengenang Adam sebagai pribadi yang tak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga menjalani hidup dengan semangat perubahan itu sendiri.
Selamat jalan, Bung Adam. Jejakmu tetap hidup di hutan yang engkau jaga, di sungai yang engkau bela, dan di hati mereka yang meneruskan perjuanganmu.