Penyuluh Agama Jadi Corong Pemerintah dan Beragama

Inspirasikalbar, Kubu Raya – Penyuluh agama muslim dan non-muslim harus menguasai empat indikator utama: adaptif, responsif, solutif, dan aktif.
Peran mereka bukan hanya sebagai penguat moderasi beragama, tetapi juga sebagai corong pemerintah dalam mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat.
Bupati Kubu Raya, Sujiwo, menyampaikan hal ini kepada 64 penyuluh agama muslim dan non-muslim yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama Kubu Raya.
Ia menegaskan bahwa para penyuluh berada di garis depan dalam menyampaikan kebijakan dan program pemerintah kepada masyarakat.
“Para penyuluh bisa menjadi corong pemerintah dalam menyampaikan program-program Pemkab Kubu Raya. Mereka juga berperan menyampaikan keberhasilan yang telah dicapai,” ujar Sujiwo usai kegiatan pembinaan ASN dan tasyakuran Idul Adha di Kantor Kemenag Kubu Raya, Selasa (10/6).
Menurut Sujiwo, kolaborasi antara pemerintah daerah dan Kementerian Agama telah menciptakan banyak inovasi dalam program dan kebijakan. Ia menilai sinergi tersebut sebagai hal yang tidak bisa dihindari dan harus terus di bangun demi kepentingan rakyat.
“Kerja sama antara Kemenag dan Pemkab Kubu Raya adalah keniscayaan. Harus terus di bangun secara simbiosis mutualisme. Siapa yang diuntungkan? Rakyat,” jelas Sujiwo.
Kepala Kantor Kemenag Kubu Raya, Ekhsan, yang bertepatan merayakan ulang tahunnya hari ini, mengungkapkan bahwa masyarakat memandang penyuluh agama sebagai pendakwah dan tokoh yang menjadi panutan.
Ia menekankan pentingnya peran penyuluh dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat.
“Selain sebagai ASN, penyuluh juga harus mampu menjadi pengayom dan teladan. Bahkan, mereka perlu mewakafkan dirinya 24 jam untuk masyarakat,” ungkap Ekhsan.
Ia mencontohkan, ketika ada panggilan tugas keagamaan di luar jam kerja, penyuluh harus tetap siap dan responsif dalam memberikan pelayanan pembinaan secara sepenuh hati.
“Penyuluh juga harus menjadi bagian yang terintegrasi dengan masyarakat. Perannya tidak hanya di lingkup lokal, tetapi juga dalam membangun bangsa dan negara secara keseluruhan,” tambahnya.
Para penyuluh untuk menempatkan tugas sebagai ASN
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Muhajirin, juga menekankan pentingnya komitmen sebagai ASN. Ia meminta para penyuluh untuk menempatkan tugas sebagai ASN di atas kepentingan pribadi atau aktivitas lain.
“Kalau sudah memilih menjadi ASN, maka itu pilihan hidup. Semua aturan ASN harus di patuhi. Jaga wibawa Kementerian Agama. Kita harus melayani masyarakat dengan baik, bukan sebaliknya,” tegas Muhajirin.
Kegiatan pembinaan ASN dan tasyakuran Idul Adha ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran penyuluh dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Kubu Raya. (dian)