Wagub Kalbar Geram: Ribuan Perusahaan Hisap Kekayaan Daerah, Minim Kontribusi

Gambar: Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, kesal terhadap Perusahaan banyak berinvestasi di Kalbar namun minim kontribusi terhadap daerah. (Foto/InspirasiKalbar)
InspirasiKalbar, Pontianak – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, meluapkan kekesalannya terhadap perusahaan-perusahaan besar yang mengeruk kekayaan alam Kalbar tanpa menunjukkan kontribusi nyata bagi daerah.
Dalam sambutan pembukaan Pekan Gawai Dayak ke-39 di Rumah Radangk, Selasa (20/5/2025), Krisantus menyampaikan kritik tajam yang di sambut riuh peserta acara.
“Di Kalimantan Barat ini ada lebih dari 400 perusahaan perkebunan dan 600 lebih perusahaan tambang. Tapi kontribusi terhadap pendapatan daerah nyaris tak terlihat,” tegas Krisantus.
Ia menyoroti ketimpangan antara besarnya investasi yang masuk dengan dampaknya terhadap masyarakat. Bukannya menyejahterakan, kehadiran perusahaan-perusahaan justru sering memicu konflik agraria dan ketegangan sosial di lapangan.
“Yang sering muncul justru laporan-laporan ke polisi. Sikit-sikit lapor polisi. Padahal akar persoalannya tak pernah di selesaikan secara preventif,” ujarnya geram.
Krisantus juga mengecam perusahaan yang mengabaikan kearifan lokal dan nilai budaya setempat. Ia meminta agar para pelaku usaha tak hanya menjadikan Kalbar sebagai objek eksploitasi, tetapi juga ikut menjadikan provinsi ini sebagai subjek dalam pembangunan.
“Jangan cuma ngeruk hasil bumi, tolong cintai Kalimantan Barat. Tumbuhkan rasa memiliki. Di mana bumi di pijak, di situ langit di junjung,” seru Krisantus lantang.
Kekesalan Wakil Gubernur memuncak ketika ia menyebut laporan dari panitia acara, yang hanya menerima sumbangan Rp1,5 juta dari perusahaan yang diduga telah meraup keuntungan triliunan rupiah dari sumber daya alam Kalbar.
“Saya ingin tunjuk langsung biji matanya. Jangan cuma datang untuk mengeruk. Hadir juga untuk membangun!” ucapnya penuh emosi.
Krisantus menegaskan bahwa Kalimantan Barat bukan tempat untuk menghisap kekayaan semata, melainkan tanah yang layak di hormati, di cintai, dan di bangun bersama demi masa depan masyarakatnya.