Warga Teheran Mengungsi Massal, Iran-Israel Terus Saling Serang

Jepretan Layar 2025-06-16 pukul 10.07.45 (1)

Ilustrasi Dampak Perang Israel dan Iran

Inspirasikalbar – Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat tajam hingga memasuki hari keempat. Warga Teheran di laporkan meninggalkan kota secara besar-besaran menyusul gelombang serangan udara dari Israel dan balasan rudal oleh militer Iran. Jalan-jalan utama yang mengarah keluar ibu kota, seperti jalur Teheran-Qom dan Haraz, di penuhi kendaraan warga yang berupaya mengungsi ke wilayah yang lebih aman.

Di lansir dari iranintl.com, sejumlah gedung penting milik pemerintah Iran, termasuk Kementerian Intelijen dan kantor pusat Kementerian Luar Negeri, menjadi sasaran serangan udara Israel pada akhir pekan. Ketegangan ini juga memaksa penutupan pasar bersejarah di Teheran, sementara pedagang dan warga di evakuasi untuk menghindari jatuhnya korban.

Kementerian Kesehatan Iran, melalui juru bicaranya Hossein Kermanpour, menyebutkan bahwa hingga Minggu (15/6/2025), sedikitnya 224 orang tewas dan 1.277 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan sejak Jumat lalu.

Target Strategis Di hantam, Warga Panik

Menurut laporan yang sama, serangan Israel menargetkan beberapa lokasi strategis di sekitar ibu kota, termasuk kawasan Niavaran, Stadion Azadi, serta pusat kota dekat Jalan Jomhouri. Warga dari berbagai lingkungan seperti Ekbatan, Punak, dan Saadatabad mengonfirmasi adanya suara ledakan dan aktivitas pertahanan udara yang intens.

Channel 14 Israel, seperti di kutip dalam laporan iranintl, menyebut bahwa Tel Aviv telah menyusun rencana militer baru yang di tujukan untuk menciptakan tekanan psikologis bagi warga sipil Iran. Target serangan di pilih secara strategis agar memicu eksodus besar-besaran dari Teheran.

Serangan Drone Meluas ke Kota-Kota Lain

Tak hanya Teheran, serangan juga di laporkan terjadi di kota Karaj dan Tabriz. Di Karaj, wilayah Azimieh mengalami serangan drone yang menyebabkan kebakaran dan respons pertahanan udara. Sementara di Tabriz, pemerintah setempat mengakui aktivitas pertahanan terhadap serangan pesawat nirawak meski membantah adanya ledakan besar.

Militer Israel juga mengklaim telah menyerang sejumlah fasilitas sensitif, termasuk yang berada di kawasan Isfahan, yang di kenal sebagai salah satu pusat teknologi nuklir Iran.

Peringatan juga datang dari tokoh militer senior Iran, Mohsen Rezaei. Dalam wawancaranya di televisi pemerintah, jenderal veteran IRGC tersebut menyatakan bahwa jika Israel terus menyerang, Iran mungkin di paksa untuk mengambil langkah ekstrem yang berisiko mengguncang stabilitas kawasan.

“Iran mungkin harus melangkah melampaui garis merahnya sendiri demi mempertahankan kedaulatan nasional,” ujar Rezaei yang terlihat mengenakan kembali seragam militernya. Ia menambahkan bahwa meskipun Iran tidak berniat mengembangkan senjata nuklir saat ini, tekanan dari luar bisa mengubah kebijakan tersebut.

Laporan dari iranintl.com juga menyebutkan bahwa layanan internet di berbagai kota di Iran mengalami gangguan serius. Banyak pengguna melaporkan kesulitan mengakses aplikasi seperti Instagram dan WhatsApp. Gangguan ini bertepatan dengan meningkatnya ketegangan, dan di duga bagian dari upaya pemerintah mengendalikan arus informasi.

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan kobaran api di fasilitas penyimpanan bahan bakar di Shohran dan kilang minyak di Shahr-e Rey, di mana api dikabarkan masih menyala selama berjam-jam pascaserangan.

Israel: Masih Banyak Target yang Belum Di serang

Seorang pejabat militer Israel mengungkapkan bahwa pihaknya masih memiliki daftar panjang target yang belum dihantam. Sejak 13 Juni lalu, militer Israel mengklaim telah melakukan lebih dari 170 serangan udara dan menghancurkan lebih dari 720 titik sasaran di Iran.

Pemerintah Israel juga menyerukan kepada warga Teheran yang tinggal di dekat fasilitas militer dan pabrik senjata untuk segera mengungsi. Hingga Minggu malam, dentuman ledakan dan tembakan sistem pertahanan udara masih terus terdengar di langit Teheran, menandai bahwa pertempuran belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *